Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Esensi adalah istilah yang menyatakan inti, hakikat, atau hal yang pokok, sebagaimana tercantum di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kata esensi muncul dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti pendidikan, filsafat, hingga penciptaan manusia sebagai makhluk hidup di dunia pada ajaran agama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut laman repository.uinsu.ac.id, kata esensi secara etimologi berasal dari bahasa Latin, yaitu essentia, yang berarti ada. Berikut ini informasi lengkapnya.
Pengertian Esensi
Melansir repository.iainkudus.ac.id, esensi merupakan gambaran umum tentang realitas atau benda yang berada di dalam pikiran, sehingga hanya sebagai wujud mental.
Namun, gambaran tersebut tidak bisa dianggap sebagai cerminan hakikat wujud, karena transformasinya ke dalam konsep mental yang abstrak pasti terjadi kesalahan.
Kemudian, mengacu pada ejournal.unhasy.ac.id, esensi adalah suatu inti dari sebuah komponen tertentu yang nantinya akan berkesinambungan sesuai dengan dasar inti sari. Dengan demikian, esensi berarti pokok pikiran yang paling mendasar dari suatu hal.
Esensi juga dapat didefinisikan sebagai nilai yang melekat pada sesuatu yang sangat berharga bagi kehidupan manusia. Artinya, esensi merupakan hakikat dari suatu hal yang menjadikan hal tersebut apa adanya sesuai dengan kenyataan.
Ciri-Ciri Esensi
Berikut beberapa ciri esensi suatu objek, konsep, dan pengalaman:
Esensi Objek
- Unik, artinya suatu objek memiliki sifat atau karakteristik yang khas dan membedakannya dari objek lain.
- Konsisten dan tetap, yaitu objek cenderung tidak mengalami perubahan pada bentuk atau kondisi fisiknya.
- Fundamental, artinya suatu objek mempunyai sifat yang paling mendasar dan sulit dipisahkan.
Esensi Konsep
- Abstrak, yaitu suatu konsep tidak mempunyai wujud fisik.
- Universal, artinya konsep seringkali bersifat umum dan berlaku untuk berbagai kondisi atau konteks.
- Kompleks, yaitu esensi konsep umumnya terdiri dari berbagai aspek atau dimensi.
Esensi Pengalaman
- Subjektif, yaitu esensi pengalaman bersifat unik bagi setiap individu.
- Temporal, artinya suatu pengalaman berkaitan dengan waktu dan berlangsung dalam konteks tertentu.
- Multisensorial, yaitu esensi pengalaman melibatkan berbagai indra dan aspek kognitif.
Contoh Esensi
Berikut beberapa contoh dari esensi dalam kehidupan sehari-hari:
Contoh Esensi Air
Air adalah sumber kehidupan yang berpengaruh terhadap keberlanjutan semua makhluk di bumi. Dalam diamnya, air mengajarkan kelenturan untuk menghadapi perubahan tanpa kehilangan arah. Esensi air terletak pada kemampuannya untuk memberi manfaat tanpa memilih siapa yang berhak menerimanya.
Contoh Esensi Manusia
Manusia adalah makhluk yang terus mencari makna dalam setiap jejak waktu yang dilaluinya. Esensi manusia terwujud dalam kemampuannya mencintai, berkreasi, dan memberi dampak bagi dunia. Dalam keberagamannya, manusia menunjukkan harmoni antara keunikan individu dan kebersamaan sosial.
Contoh Esensi Kebebasan
Kebebasan bukanlah tanpa batas, melainkan ruang untuk bertindak tanpa melanggar hak orang lain. Esensi kebebasan terletak pada keberanian memilih jalan hidup tanpa rasa takut akan penolakan. Dalam kebebasan, manusia menemukan suara sejatinya dan ruang untuk menjadi diri sendiri.
Contoh Esensi Keadilan
Keadilan adalah keseimbangan yang menciptakan harmoni antara hak dan kewajiban. Esensi keadilan tercermin dalam keberanian memberi setiap orang apa yang menjadi haknya. Dalam konsep keadilan, setiap individu diperlakukan setara tanpa bias atau prasangka.
Contoh Esensi Cinta
Cinta adalah kekuatan yang melampaui kata-kata, menjembatani hati yang terpisah. Esensi cinta terwujud dalam penerimaan tanpa syarat dan keinginan untuk membahagiakan. Cinta sejati tumbuh dari kejujuran, kesetiaan, dan pengorbanan yang tulus.
Contoh Esensi Kebahagiaan
Kebahagiaan adalah perasaan damai yang ditemukan dalam momen-momen sederhana. Esensi kebahagiaan tidak tergantung pada apa yang dimiliki, tetapi pada cara melihat hidup. Dalam konsep kebahagiaan, manusia menemukan kekayaan batin yang tak terukur oleh materi.