Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

PLN Mulai Gunakan Bonggol Jagung untuk Co-firing Biomassa di PLTU

Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah mengatakan telah menyelesaikan uji coba co-firing bonggol jagung di dua lokasi.

15 Juni 2024 | 22.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN (Persero) memanfaatkan limbah produksi jagung menjadi bahan co-firing biomassa di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Punagaya. Pemanfaatan limbah ini dilakukan melalui subholding PLN Nusantara Power (NP) menggandeng Pemerintah Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan pemanfaatan limbah jagung untung co-firing PLTU batu bara menjadi salah satu langkah PLN untuk meningkatkan bauran energi terbarukan sekaligus untuk mencapai net zero emission (NZE). Adapun co-firing merupakan teknik substitusi dalam pembakaran PLTU, dengan mengganti sebagian batu bara dengan bahan lain, sehingga dapat menekan emisi gas buang. 

"Menerapkan co-firing biomassa menjadi salah satu solusi cepat dalam mengurangi emisi karbon dan peningkatan bauran energi baru terbarukan karena tidak perlu membangun pembangkit baru,” kata Darmawan melalui keterangan tertulis, Sabtu, 15 Juni 2024.

Menurut Darmawan, co-firing juga mendorong ekonomi kerakyatan melalui keterlibatan langsung masyarakat dalam pengembangan biomassa.

Lebih lanjut, Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah mengatakan telah menyelesaikan uji coba co-firing bonggol jagung di dua lokasi, yaitu PLTU Punagaya dan PLTU Tanjung Awar-Awar, Tuban. Ia mencatat, total kebutuhan biomassa bahan co-firing PLTU Punagaya mencapai 100 ribu ton per tahun dengan potensi penurunan emisi mencapai sekitar 169 ton CO2. 

Penjabat Bupati (Pj Bupati) Jeneponto, Junaedi Bakri, menyebut wilayahnya memiliki potensi limbah jagung yang besar karena termasuk penghasil jagung terbesar di Sulawesi Selatan. Ia berujar, dengan luas lahan tanam jagung mencapai 60.165 hektare dan produksi jagung di tahun 2022 mencapai 418 ribu ton. Karena itu, ia menilai PLN telah mengambil langkah tepat dengan memanfaatkan limbah produksi untuk co-firing.

"Ini membuat produksi jagung lebih bermanfaat untuk energi hijau," kata Junaedi. "Saya berharap limbah ini dapat terserap paling tidak 20 persen dari total produksi jagung."

Pilihan EditorInilah Daftar Kode Rahasia Meteran Listrik PLN dari Berbagai Merek

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus