Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Porsi priok diambil

Cakung, dibuat untuk menampung kelebihan barang yang tak tertampung di tanjung priok. sesuai dengan inpres no 12/1977, bpp priok harus membantu cakung, walau porsi priok jadi berkurang. (eb)

14 Januari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEPANJANG 12 Km dari Tg. Priok ke Cakung truk-truk beriringan. Selalu ada petugas yang mengiringinya. Ada pula mobil patroli, yang dilengkapi oleh pesawat walkie-talkie, mengawasi supaya iringan truk itu tidak "mampir" di tempat lain. Itulah operasi pencakungan yang dimulai dengan membongkar muatan 4.600 ton dari Ms. Svend Maersk minggu lalu. Setiap kapal seperti Svend Maersk itu yang datang dari pelabuhan sia, terutama Jepang, Hongkong dan Singapura, untuk seterusnya tidak boleh lagi menurunkan barang untuk gudang lini I Tg. Priok, melainkan harus diteruskan ke Cakung. Keharusan itu, sesuai dengan Inpres no. 12/1977, sungguh tidak menggembirakan kalangan pengusaha dan BPP (Badan Penguasa Pelabuhan) Priok. Kebetulan belakangan ini Priok sudah memperbesar daya tampung pergudangannya, dan tidak pula terjadi kongesti di sana. Pencakungan berarti pengalihan sebagian bisnisnya. Kesepian Cakung, terletak di pinggir Jakarta Timur, adalah bekas daerah rawa dan persawahan. Dengan investasi Rp 45 milyar, di situ kini terdapat 28 gudang induk yang dapat menampung 2 juta ton barang dan lapangan luas yang bisa menerima 9.000 unit peti kemas sekaligus. Pemerintah membangunnya mulai 1974 ketika diramalkan bahwa arus impor via Priok akan seterusnya meningkat dari 5 juta ton ke 7 juta ton setahun. Maka diperkirakan Priok akan menghadapi bahaya kongesti. Ternyata arus impor itu tidaklah melonjak seperti yang diperkirakan, sedang proyek Cakung sudah terlanjur dikerjakan dengan biaya Rp 45 milyar. Sejak ia selesai pada tahun 1976, wilayah Cakung itu cuma sedikit diisi oleh beras Bulog. Tapi ia tetap kesepian karena barang dari Priok tak kunjung datang. Sementara itu Priok bukan hanya menambah pergudangannya, termasuk investasi swasta, bahkan juga dalam waktu dekat ini akan mengoperasikan pelabuhan peti kemas sendiri, lengkap dengan lapangannya. Namun kini BPP Priok, karena adanya Inpres no. 12/1977 itu, harus rela membantu Cakung. Sebagai pengelola Cakung, PT Bonded Warehouse Indonesia (BWI) yang milik pemerintah sudah jelas mendapat bantuan instansi Bea & Cukai yang membawa Kanwil di situ. Cakung tak akan sepi lagi. Tapi porsi Priok pasti berkurang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus