Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Uber melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawannya. PHK ini dilakukan oleh anak perusahaan Uber, yaitu Uber Freight, sebuah perusahaan kargo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir Reuters, Selasa, 24 Januari 2023 lalu, Uber Freight mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan PHK terhadap 150 karyawannya. Jumlah ini setara dengan tiga persen dari jumlah total karyawan di Uber Freight.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Uber Freight mengatakan bahwa keputusan ini diambil karena ketidakpastian ekonomi yang membuat permintaan jasa layanan pengiriman menjadi turun. Adapun karyawan terkena PHK adalah karyawan administrasi yang bertugas mencocokkan pengiriman dengan pengemudi truk yang akan mengangkut kargo.
Profil Uber
Dilansir Global Data, Uber Technologies Inc (Uber) adalah penyedia layanan ride-hailing dengan menghubungkan pengendara dengan pengemudi. Uber menawarkan layanannya melalui platform teknologi seperti aplikasi seluler dan situs web.
Uber, melalui platform teknologinya, juga menyediakan layanan pengiriman makanan hingga kargo. Uber beroperasi di beberapa kota di Amerika, Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Asia-Pasifik. Uber berkantor pusat di San Francisco, California, AS.
Ide Awal Berdirinya Uber
Benih Uber berawal di Paris pada 2008 ketika dua orang sahabat, yaitu Travis Kalanick dan Garrett Camp, menghadiri sebuah konferensi teknologi tahunan yang oleh The Economist disebut sebagai tempat berkumpulnya para revolusioner untuk merencanakan masa depan.
Dilansir Investopedia, saat itu Kalanick dan Camp kesulitan untuk mendapatkan taksi. Uber kemudian lahir dengan satu ide, yaitu “Bagaimana jika Anda dapat meminta tumpangan dari ponsel Anda?”
Setelah konferensi, Camp yang kembali ke San Francisco terus terpaku pada ide tersebut. Ia kemudian membeli nama domain, UberCab.com.
Masa-masa Awal Uber
Meski masih menjadi CEO StumbeUpon, tetapi Camp sudah mulai mengerjakan prototipe UberCap sebagai proyek sampingan pada 2009. Camp juga mengajak sahabatnya saat konferensi di Paris, Kalanick, untuk menjadi kepala inkubator UberCab.
UberCab diuji di New York pada awal 2010 dengan hanya menggunakan tiga mobil. Setelah itu, UberCab diluncurkan secara resmi di San Francisco pada bulan Mei 2010.
Ryan Graves, yang merupakan manajer umum Uber dan tokoh penting di tahap awal Uber, menjadi CEO Uber pada awal 2010. Pada Desember 2010, Kalanick mengambil alih sebagai CEO, sementara Graves menjabat sebagai manajer umum dan wakil senior presiden Operasi Global.
Selanjutnya: Kemudahan memesan transportasi...
Kemudahan memesan transportasi memicu popularitas Uber. Hanya dengan sentuhan jari, transportasi yang dipesan dapat datang dan menghampiri penumpang berdasarkan GPS.
Startup yang berbasis di San Francisco tumbuh dengan cepat seiring popularitasnya yang terus naik. Pada 2011, Uber meluncurkan layanannya secara internasional di Paris, tempat dimana ide awal Uber muncul.
Melantai di Bursa Saham
IPO Uber, yang dihargai setinggi $120 miliar oleh investor Wall Street, adalah salah satu yang paling dinanti-nantikan. Uber go public pada 9 Mei 2019, tetapi nilai sahamnya cenderung turun.
Uber membuat sejarah dengan kerugian terbesar dalam sejarah AS di hari pertama IPO. Sejak itu, Uber bekerja keras agar dapat meraih keuntungan. Uber juga mengakuisisi perusahaan terkenal termasuk JUMP, Postmates, dan Drizly, serta kesepakatan kemitraan dengan Lime.
Budaya seksis hingga CEO Kalanick mundur
Pada tahun 2017, budaya kerja di Uber dianggap sangat seksis, dan ofensif dalam sebuah postingan blog 3.000 kata. Postingan tersebut dengan cepat menjadi viral hingga harus diselidiki lebih lanjut
CEO Travis Kalanick akhirnya terpaksa mengundurkan diri yang diikuti dengan lebih dari 20 karyawan pada 21 Juni 2017. Setelah dua bulan, Dara Khosrowshahi, yang semula CEO Expedia, menggantikan posisi Kalanick sebagai CEO Uber.
Uber adalah salah satu perusahaan yang paling banyak dijadikan contoh di dunia. Dalam sejarah, Uber juga pernah menjadi startup paling berharga di dunia yang mengancam industri penyedia jasa transportasi konvensional.
Meskipun pandemi Covid-19 sempat memukul Uber hingga mengalami kerugian dan mengacaukan rencana perusahaan itu untuk mendapatkan keuntungan, tetapi investasi strategis menyelamatkannya. Investasi strategis itu dilakukan Uber dalam cabang bisnisnya seperti Uber Eats.
Waktu yang akan menentukan apakah Khosrowshahi dapat mengangkat valuasi Uber menjadi US$ 120 miliar seperti yang semula diproyeksikan. Atau sebaliknya, justru Uber semakin jatuh dan harus mencatat kerugian.
NAUFAL RIDHWAN ALY | REUTERS | INVESTOPEDIA | GLOBAL DATA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.