Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang ramah bagi perusahaan rintisan atau startup, salah satunya bisnis ride-hailing yang atau ojek online yang berkembang pesat di Indonesia. Namun tak selamanya bisnis ini bisa terus tumbuh pesat. Para penantang Grab dan Gojek ini kalah bersaing karena kedua perusahaan ini menerapkan aksi bakar duit melalui diskon tarif dalam jangka waktu lama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut para pemain dalam transportasi online yang kemudian satu per satu tak terdengar lagi namanya. Hal ini lantaran ketidakmampuan mereka untuk menguasai pasar menjadi penyebab mereka gulung tikar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Eks pengemudi ojek online Uber menjalani tes safety riding dalam persyaratan masuk menjadi pengemudi Ojek online Grab di halaman GOR Benhil, Jakarta Pusat, Jumat, 6 April 2018. TEMPO/Lani Diana
1. Uber
Uber Technologies Inc (Uber) merupakan penyedia layanan ride-hailing dengan menghubungkan pengendara dengan pengemudi. Uber menawarkan layanannya melalui platform teknologi aplikasi seluler dan situs web.
Uber lahir dari satu ide, yaitu "Bagaimana jika Anda dapat meminta tumpangan dari ponsel Anda?" yang dibentuk oleh Travis Kalanick dan Garrett Camp di Paris pada 2008. Awalnya Uber hanya menggunakan tiga mobil di New York pada awal 2010. Setelah itu, Uber diluncurkan secara resmi di San Francisco pada Mei 2010.
Pada 2011, Uber meluncurkan layanannya secara internasional di Paris, tempat dimana ide awal Uber muncul. Kemudian memasuki Asia tenggara dengan Singapura sebagai destinasi pertama pada 2013.
Pada 13 Agustus 2014 uber memasuki indonesia. Uber melayani sekitaran wilayah CBD Kuningan dan sudirman dengan kendaraan roda empat. Tahun berikutnya Uber mengajukan izin penanaman modal asing untuk membangun badan hukum di Indonesia. Uber berkantor di Kawasan Thamrin, Jakarta Pusat.
Uber juga sempat bekerja sama dengan BPJS dan Tokopedia. Uber turut mendorong mitra pengemudinya berwirausaha lewat program UberEntrepreneur.
Namun pada 2018 Grab mengakuisisi Uber di Asia Tenggara dengan 27,5 persen saham kepemilikan. Oleh sebab itu seluruh layanan Uber di Asia tenggara terintegrasi dengan ekosistem Grab. Hingga akhirnya Aplikasi Uber ditutup pada 8 April 2018.
2. Call Jack
Call Jack merupakan aplikasi transportasi motor yang pertama kali menggunakan argometer di Indonesia. Perusahaan ini berdiri pada 9 Desember 2010. Call Jack atau O'Jack Taxi Motor sempat mendapatkan pengakuan dari MURI sebagai "Taxi Motor Pertama yang Dilengkapi Argometer".
Fitur argometer membuat penumpang mudah memperkirakan ongkos. Tarif taksi motor ini mulai Rp. 4000 untuk 1 kilometer pertama dan Rp. 2 per meter untuk jarak tempuh selanjutnya.
Call Jack dapat ditemui di sepanjang jalan Yogyakarta dan bermarkas di Jalan Dr. Sardjito tak jauh dari kampus UGM. Selain itu, Call Jack mudah dikenali lantaran karena atribut motor dan pengendaranya dipenuhi warna kuning dengan model yang sama.
Pada 2012 taksi motor dari Yogyakarta ini diakui sebagai "Leading Company in Public Service of The Year" pada The Inspiring Business Variety Award. Meskipun dengan prestasi ini, Call Jack terpaksa harus menyerah dan tutup.
3. OjekKoe
OjekKoe merupakan ojek online yang menerapkan sistem bagi hasil dengan mitra driver. OjekKoe didirikan oleh Katon Muchtar pada 2016 silam.
OjekKoe tidak memotong pendapatan driver sepeser pun dan juga tidak ada sistem subsidi. Hal ini karena OjekKoe menerapkan fee system, dimana driver hanya dipungut biaya sebesar Rp.2500 per hari dengan pilihan paket pembayaran 15 hari atau 30 hari. OjekKoe juga menjanjikan adanya sistem reward untuk service kendaran driver dan sistem dana talangan.
Ojekkoe sempat memiliki 500 orang mitra pengemudi, sebelum akhirnya tidak aktif. Ojekkoe mengalami masalah modal saat proses pengembangan. Selain itu, Ojekkoe juga tidak memiliki strategi khusus untuk menghadapi pesaing lain.
4. Bangjek
Bangjek adalah sebuah aplikasi yang dikembangkan prilude studio untuk menyediakan Jasa Online mulai dari antar jemput pelanggan, pesan makanan, pengiriman paket, dan online shop. Aplikasi Bangjek bisa ditemui di playstore. Sama seperti layanan transportasi online lainnya, Bangjek dibekali beberapa fitur seperti Oke-Ride layanan tanpa ribet bisa langsung jalan, Oke-Car yang ditujukan bagi pengguna yang ingin menggunakan jasa antar jemput mobil dan Okeshop.
Sejumlah pengemudi LadyJek berpose saat peluncuran Ojek online "LadyJek" di Jakarta, 8 Oktober 2015. Kehadiran ojek khusus wanita ini diharapkan menjadi pilihan yang aman, nyaman serta praktis untuk para wanita. TEMPO/Vindry Florentin
5. Ladyjek
Ladyjek merupakan aplikasi transportasi berbasis online khusus untuk pelanggan wanita dengan pengemudi wanita. Seperti mengutip dari Antara, layanan ojek khusus wanita ini difasilitasi PT Synergy Multi solution yang mulai beroperasi pada 8 Oktober 2015.
Ladyjek diciptakan untuk mengurangi kecemasan penumpang transportasi umum, terkhusus perempuan. Selain itu, Ladyjek merupakan peluang bagi wanita untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Seperti layanan ojek lainnya, Ladyjek juga dilengkapi proteksi fitur darurat, dispatch team, alert signal yang memberikan kemudahan bagi penumpang. Pada masa itu Ladyjek hanya melayani seputar wilayah Jabodetabek. Aplikasi Ladyjek tersedia dalam ponsel android dengan tarif Rp 25.000 untuk enam kilometer pertama dan selanjutnya tarif berlaku flat Rp 4.000 per kilometer berikutnya.
Pilihan Editor: Selamat Tinggal Uber, Layanan Ojek Online Ini Tutup 8 Maret 2018
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.