Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pelaksana atau Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Rosan Perkasa Roeslani menyambangi Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat, 7 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia enggan memberi komentar lebih jauh saat ditanya soal pendiri Hedge Fund Bridgewater Associates Ray Dalio yang turut hadir di tengah kabar rencana pengumuman kepengurusan dewan penasihat dan dewan pengawas Danantara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Nanti habis meeting aja, ya. Kan lebih enak,” kata Rosan, seperti dikutip dari Antara. Lantas, seperti apa sosok Ray Dalio yang dikabarkan masuk Danantara?
Profil Ray Dalio
Ray Dalio mendirikan dana lindung nilai atau hedge fund terbesar di dunia, yaitu Bridgewater Associates di apartemennya di Connecticut, Amerika Serikat, pada 1975. Lembaga tersebut mengelola dana sebesar US$ 124 miliar atau sekitar Rp 1.984 triliun (asumsi kurs Rp 16.000 per dolar AS).
Melansir Forbes, Ray Dalio menempuh pendidikan tinggi hingga meraih gelar sarjana seni atau sains dari Long Island University, Amerika Serikat. Dia kemudian melanjutkan studi hingga mendapatkan gelar Master of Business Administration (MBA) dari Harvard Business School.
Dalio lahir di tengah lingkungan kelas menengah di Long Island dan mulai bermain pasar ketika memasuki usia remaja, tepatnya 12 tahun. Kala itu, dia mendapatkan berbagai pengetahuan seputar bisnis dari para pemain golf yang menjadi caddy-nya, sehingga mulai meluncurkan Bridgewater Associates ketika tamat dari Harvard Business School.
Mengacu pada laman Bridgewater, Dalio telah menjalankan bisnisnya selama hampir setengah abad atau 47 tahun. Dia juga berhasil membangun Bridgewater Associates sebagai perusahaan dana lindung terkemuka dan terbesar di dunia, serta perusahaan swasta paling penting kelima di Amerika Serikat menurut Majalah Fortune.
Namun, pada 2017, Dalio mengundurkan diri dari posisinya sebagai CEO Bridgewater Associates. Di tahun yang sama, dia merilis buku berjudul Principles: Life & Work, yang menjadi buku paling laris New York times. Selain itu, dia juga menerbitkan dua buku lainnya, yaitu Principles for Dealing with the Changing World Order dan Principles for Navigating Big Debt Crises.
Sejak 2022, Dalio memutuskan untuk pensiun sebagai koordinator pelaksana di bidang investasi atau co-Chief Investment Officer (co-CIO), menyelesaikan masa transisi kendali mayoritas ke dewan direksi. Bridgewater Associates sendiri dikenal dengan budaya “transparansi radikal”, termasuk mendorong kebebasan berpendapat.
Adapun Forbes memperkirakan kekayaan Ray Dalio sebesar US$ 14 miliar, sehingga menjadikannya sebagai orang terkaya ke-124 di dunia pada periode 2024. Karena pemikirannya dianggap berdampak pada kebijakan ekonomi makro global, dia masuk ke dalam daftar 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia oleh Majalah TIME.
Sebelumnya, Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi Hashim Sujono Djojohadikusumo menyatakan harapannya agar para tokoh global, salah satunya Ray Dalio dapat bergabung dengan Danantara.
“Semoga sosok-sosok seperti Ray Dalio dan Bridgewater Associates dapat bergabung (dengan Danantara),” ucap Hashim di Jakarta, Kamis, 27 Februari 2025.
Dia menilai, keberadaan para tokoh global seperti Ray Dalio diharapkan mampu menarik banyak investor untuk bekerja sama dengan Danantara dalam berbagai proyek yang ramah lingkungan dan layak. Tujuannya, lanjut dia, untuk mendukung transisi energi hijau di Indonesia.
“Gagasannya untuk mengundang banyak investor untuk bekerja sama dalam berinvestasi pada proyek-proyek yang layak,” ujar Hashim.