HOTEL di London itu ternyata tak cuma bisa Anda sewa kamarnya buat semalam. Ia bisa Anda beli seluruhnya sampai akhir zaman. Asal ada uang -- dan ada niat investasi ke luar negeri, melintasi kebijaksanaan moneter kini yang ingin menjaga agar modal tak terbang dari Indonesia. Soalnya, tawaran itu cukup menarik, dan bisa dibaca belakangan ini dari iklan-iklan yang tersebar sekitar 30% tiap media masa. Yang menawarkan PT Procon Indah, yang sering mempromosikan tanah dan bangunan. Yang ditawarkan Hotel Kensington Palace namanya, yang berada di antara Knightsbridge dan Kensington High Street, London. Letaknya tak jauh dari Istana Buckingham, juga dari pusat di Jalan Oxford. Juga, hotel berbintang empat itu di atas tanah hak milik untuk selamanya, bukan sekadar hak guna bangunan atau hak guna usaha. Ditambah lagi, ada jaminan pendapatan sewa tahunan, untuk masa yang panjang, dari Scottish &: Newcastle Breweries Plc. "Harga hotel tersebut 1,25 juta pounds" tutur Michael J. Williams, wakil Jones Lang Wootton (JLW) di Indonesia yang punya kerja menjual hotel berbintang empat di London itu melalui Procon Indah. JLW, yang berdiri sejak tahun 1763 di London itu, punya jaringan luas yang meliputi 40 kantor perwakilan di 15 negara yang tersebar di Amerika, Eropa, Asia, dan Australia. Di antaranya di Jakarta, yang masuk pada tahun 1978. Selain bergerak dalam jual-menjual bangunan, JLW juga menyediakan jasa konsultan, survei pasar, dan usaha studi kelayakan. Klien JLW pun berjenis-jenis bisnisnya. Di antaranya ada yang bergerak di bidang perbankan, pengelola dana pensiun, developer perumahan. Di Indonesia, agen tunggal pemasaran JLW adalah PT Procon Indonesia, yang tercatat dalam Standard Trade Industry Director of Indonesia, 1985, bergerak dalam bidang jasa konsultan real estate, alias usaha tanah & bangunan. Proyeknya di Jakarta misalnya Pusat Pertokoan mewah Ratu Plaza. Lalu berkembang lagi dengan memasarkan perkantoran-perkantoran seperti Wisma Bumi Putera, Wisma BCA, Kuningan Plaza, Lippo Building. Namun, Procon Indah belum pernah diminta jasanya menjualkan hotel di Indonesia. Baru kali ini ia dipercaya mencarikan pembeli Kensington Palace di kalangan investor Indonesia. Hotel itu memang sudah ditawarkan ke Hong Kong, Kuala Lumpur, Penang, Singapura, tapi, ternyata, hotel berlantai lima di London itu sampai sekarang belum laku juga. Maka, Indonesia bisa jadi alternatif. "Mungkin ada beberapa pengusaha di Indonesia yang tertarik berinvestasi di London," ujar Williams. Ada, memang, pemilik uang Indonesia yang menanamkan dananya di bidang tanah & bangunan di luar negeri, misalnya rumah dan tanah di Hawaii dan bagian AS lainnya. Bahkan ada yang dikabarkan memiliki hotel di wilayah California. Ke London itu pun ada investor yang sudah melirik-lirik hotel berkonstruksi modern, artistik, yang dilengkapi dengan ruang pertemuan, restoran, bar itu. Ia tak bersedia menyebutkan siapa pengusaha Indonesia yang berminat itu. Maklum, meskipun penawaran hotel yang luasnya hampir satu hektar itu diiklankan, Williams mengaku tetap mengandalkan pendekatan perorangan, hanya dengan mitra usaha yang dikenalnya baik. Sudah barang tentu, investor seperti itu adalah pengusaha tangguh, punya pengalaman bisnis di mancanegara, dan berwawasan internasional. Suhardjo Hs., Laporan Sidartha P.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini