Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mall Pesona Square dijadwalkan siap beroperasi pada Mei 2018. Direktur Utama PT Menara Depok Square (MDS), Alwi Bagir, menyatakan, pihaknya telah mengantongi tingkat komitmen sewa sebesar 98 persen dari para tenant.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sepuluh tenant di antaranya akan menjadi tenant utama dari pusat perbelanjaan itu. "Setelah topping off Kamis (akhir November) dan sebelum operasional, serah terima unit kepada tenant akan dimulai Desember 2017, "kata Alwi, Sabtu, 2 Desember 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alwi mengatakan pertumbuhan dan perkembangan properti kawasan penyangga kota Jakarta, seperti Bogor, Tangerang, Bekasi dan Depok cukup kencang. Lokasi mal yang yang relatif dekat dengan Ibu Kota, fasilitas penunjang lainnya seperti ketersediaan infrastruktur dan kawasan komersial juga menjadi faktor penentu dan daya tarik bagi para calon tenant.
Direktur Pemasaran PT MDS Muchsin Alatas menambahkan, sampai dengan saat ini, ruang retail yang terdapat di Mall Pesona Square telah tersewa oleh tenant antara lain seperti Centro, Cinema XXI, Hypermart, H&M, Amazone Family Entertainment, Gold’s Gym, BEST Denki, Food Avenue, dan lain-lainnya. Dalam hal pengelolaan Mall Pesona Square, Cushman & Wakefield Indonesia dipercaya sebagai operatornya.
Mall Pesona Square berdiri di atas lahan seluas 42 ribu meter persegi yang menelan nilai investasi sebesar Rp 1 triliun. Mal menengah atas yang terdiri dari lima lantai ini nantinya akan terhubung langsung dengan apartemen dan ruang perkantoran yang berada di kawasan super block Pesona City dengan menggunakan jembatan gantung (skywalk) sehingga memudahkan pengunjung beraktivitas.
Selain itu, Pesona Square juga menyediakan jumlah parkir kendaraan bagi para pengunjung sebanyak 1.500 lot parkir kendaraan, sehingga memudahkan pengunjung memarkir kendaraannya. Kehadiran pusat belanja Pesona Square diharapkan mampu mendongkrak potensi bisnis apartemen dan komersial di kawasan superblok Pesona City.
Direktur Retail Cushman & Wakefield Indonesia, Lini Djafar, menilai prospek pusat belanja saat ini masih baik terutama untuk lokasi di kota penyangga sekitar Jakarta, contohnya di Kota Depok. Ia menyebutkan sektor pusat belanja dan retail di kota ini masih sangat potensial.
Jika sebelumnya pembangunan mal memilih lokasi di pusat kota seperti Jakarta dan lain-lain, kini kawasan yang dekat dengan pengunjung lebih menarik untuk pengembang. Semakin padatnya kawasan pemukiman di Bodetabek tentunya menciptakan kebutuhan ruang retail yang terus meningkat karena memiliki basis pasar yang terjamin.
Menurut Lini, persepsi mal sebagai tempat berbelanja kini memang sudah mulai berubah, hal ini seiring dengan positioning dari pusat perbelanjaan itu sendiri sebagai tempat berkumpul dengan keluarga, kerabat ataupun meeting point. Sebab, kata Lini, menghabiskan waktu liburan oleh keluarga muda saat ini lebih sering untuk “berjalan-jalan” ke mal. Pusat perbelanjaan atau mal sekarang bukan hanya tempat untuk berbelanja saja, tetapi lebih ke lifestyle.
Data dari Cushman & Wakefield Indonesia menyebutkan, tingkat okupansi ruang ritel di wilayah penyangga Jakarta seperti Depok, Tangerang, dan Bekasi mengalami penumbuhan sebesar 0,4 persen pada semester II/2017. Adapun tingkat okupansi rata-rata 84,3 persen atau meningkat 3,2 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara tingkat okupansi properti sektor retail di Jakarta tidak mengalami perubahan yang signifikan dan mencapai tingkat okupansi cukup stabil yakni di kisaran 84.4 persen pada kuartal III/2017 atau turun 0,7 persen dari kuartal sebelumnya, tetapi mengalami kenaikan 0,5 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.