Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) mencatat total pendapatan premi untuk enam bulan pertama tahun 2017 mencapai Rp 13,9 triliuan. Angka pendaptan tersebut merupakan yang tertinggi di tingkat industri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Presiden Prudential Indonesia Jens Reisch mengatakan pihaknya mencatat kinerja bisnis yang kuat di semester pertama tahun ini. "Kepercayaan konsumen terhadap kami yang menjadi fondasi kekuatan Prudential Indonesia," kata Jens dalam rilis yang diterima Tempo, Kamis, 28 September 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selain itu, untuk dana kelolaan, PT Prudential Indonesia mencatat tumbuh 18,3 persen pada periode yang sama menjadi Rp 66,5 triliun. Capaian tersebut memperkuat posisi Prudential Indonesia sebagai penyedia utama asuransi jiwa yang dikaitkan investasi.
Jens menambahkan pihaknya juga membayar total klaim dan manfaat sebesar Rp 6,4 triliun atau naik 23,6 persen dari tahun lalu. "Ini sebagai wujud nyata komitmen perusahaan untuk memberikan perlindungan finansial bagi individu dan keluarga di seluruh Indonesia."
Tahun ini, kata dia, Prudential juga mencatat pertumbuhan jaringan tenaga pemasaran hingga akhir Juni menjadi lebih dari 271.000 atau naik 14,2 persen dari tahun lalu. Jumlah Kantor Pemasaran Mandiri yang tersebar dari Sabang hingga Merauke meningkat dari 398 ke 409.
Pertumbuhan jumlah tenaga pemasar dan Kantor Pemasaran Mandiri ini menggarisbawahi komitmen berkelanjutan Prudential Indonesia untuk melindungi lebih banyak lagi masyarakat serta mendukung usaha pemerintah mengembangkan industri asuransi dan membuka akses tenaga kerja di bidang jasa keuangan.
Lebih jauh ia mengatakan Prudential juga menunjukan kepemimpinannya di industri syariah yang tumbuh pesar dengan membukukan pendaptan kontribusi sampai tahun 2017 sebesar Rp 1,7 triliun. "Kami akan terus luncurkan produk dan layanan syariah inovatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," ujarnya.
IMAM HAMDI