Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengembangkan rumah tahan gempa dengan menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat atau RISHA pasca gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Pusat Litbang Permukiman Balitbang Kementerian PUPR Arief Sabarudin memaparkan teknologi RISHA menggunakan panel knock down sehingga mudah dipasang dan lebih cepat penyelesaiannya, serta biaya lebih murah dibandingkan konstruksi rumah konvensional.
Arief Sabarudin mengatakan dengan jumlah rumah yang rusak cukup banyak dan kebutuhan proses rekonstruksi rumah yang cepat, maka produksi panel-panel beton RISHA akan dilakukan di workshop sehingga kualitas dan ukurannya bisa terstandardisasi.
Panel beton tersebut kemudian akan disebar dan pemasangannya dilakukan oleh masyarakat dengan pendampingan dari Kementerian PUPR.
"Untuk memproduksi panel beton akan dilakukan di workshop. Misalnya, melalui peran salah satu BUMN Karya yang sudah menyatakan siap untuk membuka workshop disana. Produksi panel beton juga terbuka bagi perusahan kecil menengah lainnya, karena kebutuhan panel betonnya jumlah banyak dan rentang waktu yang cepat," tutur Arief dalam rilis, Rabu, 15 Agustus 2018.
Untuk tahap awal, Puslitbang Permukiman pada Selasa, 14 Agustus 2018, telah mengirimkan panel-panel beton RISHA dari Jakarta dan Denpasar yang dapat digunakan untuk membangun 20 unit RISHA beserta tenaga ahli RISHA. Diperkirakan minggu depan sudah dapat digunakan untuk mengedukasi warga Lombok mengenai cara pemasangan RISHA.
"Selain mengirim panel beton precast, kami juga membawa cetakan yang nantinya akan digunakan untuk pelatihan kepada masyarakat, sehingga masyarakat ikut terlibat, mulai dari pembuatan komponen sampai dengan perakitan," ujar Arief.
Menurut Arief, aplikasi RISHA yang merupakan e-produk Litbang PUPR, sudah banyak diterapkan untuk merekonstruksi rumah-rumah yang hancur akibat bencana, seperti rekonstruksi rumah pasca gempa bumi dan tsunami di Aceh dan Nias tahun 2004, gempa bumi di Yogyakarta tahun 2006, dan bencana erupsi Gunung Sinabung tahun 2015.
ANTARA