Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan konsultan raksasa dunia yang tergabung dalam Big Four, kembali melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK massal. Kali ini, Deloitte menyatakan akan memangkas sekitar 1,5 persen tenaga kerjanya di Amerika Serikat atau sebanyak 1.200 karyawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bisnis kami di AS terus mengalami permintaan klien yang kuat. Karena pertumbuhan dalam praktik tertentu moderat, kami mengambil tindakan personel yang sederhana jika diperlukan," kata Deloitte, dikutip dari Reuters pada Rabu, 26 April 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti diketahui, Deloitte merupakan bagian dari firma akuntansi Big Four bersama EY, KPMG, dan PricewaterhouseCoopers. Februari 2023 lalu, KPMG telah mengumumkan rencana pemangkasan terhadap 700 karyawannya.
Selain itu, saingan Deloitte, Ernst & Young juga memangkas karyawannya di Amerika Serikat sebanyak 5 persen sejak pekan lalu. PHK di perusahaan audit diprediksi akan lebih tinggi di bidang-bidang seperti bisnis penasehat keuangan. Hal itu disebabkan penurunan aktivitas merger dan akuisisi.
Di sisi lain, tercatat sejumlah perusahaan keuangan di Amerika Serikat pun telah melakukan PHK massal dalam beberapa bulan terakhir, termasuk bank-bank besar Wall Street, manajer aset, dan fintech. PHK dilakukan di tengah kondisi ekonomi makro yang bergejolak. Situasi ini disebut telah menekan konsumen dan menurunkan permintaan di beberapa unit bisnis andalan.
Tercatat, setidaknya ada 17 perusahaan besar dunia yang telah melakukan PHK massal sejak tahun lalu. Perusahaan-perusahaan itu tengah berjuang untuk mengatasi resesi ekonomi global. Di antaranya Netflix yang memberhentikan 150 pekerja atau sekitar 2 persen dari jumlah tenaga kerja pada Juni 2022.
Pada waktu yang sama, platform pertukaran cryptocurrency atau mata uang kripto Coinbase melakukan PHK terhadap 18 persen karyawannya. CEO Coinbase Brian Armstrong menyebut PHK dilakukan lantaran adanya kemungkinan resesi dan kebutuhan pengelolaan biaya.
Lalu pada awal Agustus 2022, platform komunitas streaming musik online SondCloud melakukan PHK mengurangi jumlah karyawannya secara global sebesar 20 persen. Pada September 2022, Snapchat juga mengikuti langkah yang sama dengan memberhentikan sekitar 1.300 karyawan atau 20 persen dari total pekerjanya.
PHK massal dengan jumlah karyawan yang lebih besar dilakukan Twitter pada November 2022. Twitter memberhentikan 3.700 karyawan atau hampir setengah dari karyawan globalnya. Selanjutnya, pada bulan yang sama Metta atau Facebook memangkas 11.000 karyawannya. Pemberhentian itu terjadi setelah saham Meta kehilangan dua pertiga nilainya dan memengaruhi 13 persen tenaga kerja.
Pada awal tahun 2023, Amazon mengumumkan PHK terhadap 18.000 pekerjaan di seluruh dunia. Sebelumnya pada pertengahan November 2022, perusahaan itu mulai memberhentikan 1 persen karyawan globalnya. Lalu pada Maret 2023, Microsoft pun menyatakan akan membuat perubahan yang berujung pada pemangkasan 10.000 tenaga kerjanya.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini