Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

RAPBN 2024, ICP Naik jadi USD 80 per Barel dan Lifting Minyak Naik jadi 635 Ribu Barel per Hari

Kepala BKF Kemenkeu Febrio Kacaribu membeberkan perubahan asumsi ICP serta lifting minyak dalam asumsi dasar makro RAPBN 2024. Dampaknya ke defisit?

6 September 2023 | 12.31 WIB

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu saat menyampaikan perubahan asumsi dasar makro dalam RAPBN 2024 seusai rapat Panja bersama Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Selasa (6/9/2023) (ANTARA/Bayu Saputra)
Perbesar
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu saat menyampaikan perubahan asumsi dasar makro dalam RAPBN 2024 seusai rapat Panja bersama Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Selasa (6/9/2023) (ANTARA/Bayu Saputra)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu membeberkan perubahan asumsi harga minyak mentah atau Indonesian Crude Price (ICP) serta lifting minyak dalam asumsi dasar makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2024 (RAPBN 2024).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Asumsi ICP dipatok naik menjadi US$ 82 per barel dari yang sebelumnya US$ 80 per barel. Sementara lifting minyak ditargetkan 635 ribu barel per hari, naik dari yang sebelumnya 625 ribu barel per hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Febrio menyebutkan perubahan asumsi itu terutama mengantisipasi fluktuasi ICP. "Kita harapkan juga mengakomodir risiko yang memang kita lihat dalam harga ICP ke depan. Jadi, supaya APBN kita tetap forward looking,” ujarnya usai rapat dengan Panitia Kerja (Panja) bersama Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Selasa, 5 September 2023.

Meskipun ada perubahan pada dua asumsi makro itu, Febrio memastikan, rapat memutuskan tidak ada perubahan dalam aspek defisit fiskal. Pemerintah tetap mematok defisit Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2024 di level 2,29 persen.

“Nah ini nanti segera kita akan masuk ke postur sementara, tetapi yang tidak berubah adalah defisitnya. Defisitnya tetap di 2,29 persen dari PDB. Dengan demikian nilai nominal dari defisitnya juga tidak berubah,” tuturnya.

Lebih jauh, Febrio menyatakan perubahan dalam asumsi dasar makro itu dilakukan agar bisa mewujudkan APBN yang antisipatif, fleksibel, serta sehat. Pasalnya, posisi perekonomian Indonesia masih resilien, bahkan cenderung bertumbuh di tengah gejolak perekonomian global yang tak menentu.

Dalam kesempatan itu Febrio juga menyebutkan RAPBN 2024 telah mencapai konsolidasi yang kuat dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR (Banggar DPR).

Adapun sejauh ini, asumsi dasar makro dalam RAPBN 2024 yang disetujui pemerintah dan DPR mencakup pertumbuhan ekonomi di angka 5,2 persen, inflasi sebesar 2,8 persen, nilai tukar rupiah di level Rp15 ribu per dolar AS, dan suku bunga surat utang negara (SUN) 10 tahun sebesar 6,7 persen.

Sejumlah asumsi dasar makro saat ini, kata Febrio, masih dalam postur yang sementara. Akan ada rapat lanjutan antara pemerintah dengan Banggar DPR. Pekan depan direncanakan pembahasan lebih lanjut dari panitia kerja B terkait belanja pemerintah pusat dan daerah, serta panitia kerja C.

Kemudian, pembahasan asumsi makro RAPBN 2024 ini akan dilanjutkan ke tim perumus (timus) dan tim sinkronisasi (timsin) untuk selanjutnya pengambilan keputusan di tingkat Banggar. Semua prosesi pembahasan tersebut bakal disahkan dalam rapat paripurna mendatang.

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus