Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan fokus APBN 2024 atau anggaran pendapatan dan belanja negara yang terakhir di era Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tahun 2024 yang merupakan tahun terakhir dari pemerintah Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin," kata Sri Mulyani dalam sidang paripurna di Kompleks DPR RI di Senayan, Jakarta pada Kamis, 21 September 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Oleh karena itu APBN 2024 akan difokuskan untuk mendukung transformasi eknomi dengan menekankan sisi inklusivitas dan sustainibilitasnya. Artinya, postur pendapatan negara 2024 sebesar Rp 2.802,3 triliun akan digunakan untuk berbagai aktivitas.
Hal itu guna mendorong transformasi ekonomi agar tingkat kemiskinan ekstrem, stunting, dan pengangguran dapat dikurangi.
Lebih jauh, Sri Mulyani menuturkan pihaknya akan memonitor perkmbangan global. Hal itu membuat belanja negara akan difokuskan untuk mendukung masyarakat yang 40 persen terbawah.
"Seperti dari sisi belanja pajak yang sebesar Rp 352 triliun itu mayoritas untuk membebaskan rakyat dari pajak, terutama yang berhubungan dengan bahan makanan, kebutuhan pokok, kesehatan, dan pendidikan," beber Bendahara Umum Negara itu.
Selain itu, pemerintah juga akan menggunakan APBN 2024 untuk memperbaiki kesejahteraan kelompok keluarga harapan dan mereka yang mendapatkan dukungan sembako. Dia juga menyebut, APBN 2024 akan digunakan untk mendorong dan mendukung UMKM.
"Kita alokasikan tahun depan dari sisi subsidi KUR sebesar Rp 47,8 triliun," ujar Sri Mulyani.
Dia menuturkan, APBN 2024 juga digunakan guna mendorong hilirisasi, baik untuk mobil listrik maupun baterai, serta hilirisasi dari sisi sektor pangan. "APBN 2024 akan terus mendorong pembangunan IKN dan pelaksanaan agenda nasional paling penting, yaitu Pemilu 2024," tutur Sri Mulyani.