Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

RDTR DKI Jakarta Berbasis Digital Dinilai Berhasil Datangkan Investor

Pemerintah DKI Jakarta dinilai berhasil membuat terobosan yang memudahkan investasi masuk.

1 Agustus 2024 | 11.11 WIB

(Dari kiri) Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono dan Wakil Menteri Investasi atau Wakil Badan Koordinasi Penanaman Modal, Yuliot Tanjung di Hotel Raffles, Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu, 31 Juli 2024 malam usai acara Jakarta Award Invesment 2024. TEMPO/Desty Luthfiani.
Perbesar
(Dari kiri) Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono dan Wakil Menteri Investasi atau Wakil Badan Koordinasi Penanaman Modal, Yuliot Tanjung di Hotel Raffles, Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu, 31 Juli 2024 malam usai acara Jakarta Award Invesment 2024. TEMPO/Desty Luthfiani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Investasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Yuliot Tanjung menilai pemerintah DKI Jakarta berhasil membuat terobosan yang memudahkan investasi masuk. Di antaranya terobosan berupa Rencana Detail Tata Ruang atau RDTR DKI Jakarta berbasis digital.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Salah satu daerah yang RDTR digital terlengkap itu DKI Jakarta," kata Yuliot di Hotel Raffles Jakarta, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu malam, 31 Juli 2024. Sehingga investor yang ingin berinvestasi, kata Yuliot, tak perlu proses verifikasi karena tata ruangnya telah sesuai dengan sistem dan secara otomatis perusahaan bisa mendapatkan perizinannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan sistem RDTR digital itu, misalnya, kata Yuliot, Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM di sektor rendah dengan mudah mengurus dan mendapatkan perizinan perusahaannya. "Tidak sampai lima menit masuk ke dalam sistem sudah bisa diberikan perizinan perusahaan," ujar dia.

Terobosan kedua yang dilakukan DKI Jakarta adalah sistem layanan antar-jemput. Pelaku usaha bisa melakukan pengajuan penerbitan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dengan menyiapkan sejumlah berkas dan akan dijemput, lalu diperiksa oleh tim penilai teknis. Tim itu akan memverifikasi kekurangan berkas tersebut. "Hasil dari persetujuan bangunan gedung itu diantar lagi ke pelaku usaha," ucap dia.

Selanjutnya, Yuliot mengatakan, investor yang melakukan kegiatan investasi membutuhkan dukungan infrastruktur. Dia menjelaskan, untuk menarik investor nyaman berinvestasi ke DKI Jakarta maka perlu perbaikan infrastruktur. Baik itu jalan, air bersih, maupun sarana infrastruktur lain telah dibenahi oleh penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

Yuliot mengatakan, apa yang dilakukan oleh DKI Jakarta untuk menarik investasi akan menjadi contoh bagi daerah lain yang mau menarik investasi. Karena investasi, kata dia, bisa mengalir antar-daerah dan dapat mengalir dari luar ke dalam. "Jadi kami berharap DKI Jakarta sebagai pintu gerbang ekonomi dan investasi di Indonesia," kata dia. "Kita harapkan DKI Jakarta ke depan menjadi ibu kota bisnis."

Heru Budi mengatakan, realisasi investasi di DKI Jakarta mencapai 166,7 triliun, itu terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 95,2 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 71,5 triliun. Realisasi investasi di 2024 sebesar 120,4 triliun atau 60 persen dari target nasional. "Dengan Realisasi PMDN tertinggi secara nasional," ucap Heru Budi.



close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus