Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Jauh di Bawah Target Subsidi

Target subsidi sepeda motor listrik tahun ini sulit tercapai. Dari kuota 200 ribu, baru sekitar 20 ribu yang terealisasi.

1 Desember 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pameran sepeda motor Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2023 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI) di Convention Exhibition (ICE) BSD, Kabupaten Tangerang, 25 Oktober 2023. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Serapan subsidi sepeda motor listrik kurang dari 20 ribu dari target 200 ribu unit.

  • Masyarakat masih sulit beralih ke sepeda motor listrik karena minimnya sosialisasi program.

  • Pemerintah menargetkan penyaluran subsidi untuk 600 ribu sepeda motor listrik pada 2024.

JAKARTA - Kuota penerima subsidi sepeda motor listrik tahun ini masih berlimpah. Target penyaluran bantuan untuk 200 ribu unit kendaraan listrik roda dua baru sulit tercapai.

Merujuk pada Sistem Informasi Pemberian Bantuan Pembelian Kendaraan Listrik Roda Dua (Sisapira), pemerintah masih punya kuota subsidi untuk 184.683 sepeda motor listrik hingga kemarin, Kamis, 30 November 2023. Bantuan berupa potongan harga senilai Rp 7 juta baru dinikmati 4.148 pembeli sepeda motor listrik. Selain itu, pemerintah sedang memproses 6.627 pengajuan subsidi dan memverifikasi 4.542 penjualan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dari data itu, kita lihat memang tampaknya tidak akan sampai target 200 ribu unit tahun ini," ujar juru bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif, di Jakarta, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Febri menuturkan kendala terbesar berada di sisi permintaan. Meski minat masyarakat tinggi, butuh waktu bagi mereka untuk berani mengadopsi kendaraan listrik. Masyarakat masih sulit beralih dari sepeda motor konvensional.

Padahal pemerintah sudah merevisi ketentuan subsidi sepeda motor listrik. Saat diluncurkan pada 20 Maret lalu, stimulus ini hanya berlaku untuk sejumlah golongan masyarakat. Mereka harus terdaftar sebagai penerima manfaat kredit usaha rakyat, bantuan produktif usaha mikro, bantuan subsidi upah, dan/atau penerima subsidi listrik sampai 900 VA. Namun, per September lalu, pemerintah memperluas kategori penerima untuk semua pemilik nomor induk kependudukan.

Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi menyebutkan ada sebab lain yang memicu rendahnya realisasi subsidi. "Aspek internal sebetulnya adalah dealer yang belum merata di semua daerah," ujarnya. Bahkan, dia menuturkan, kota-kota besar di Jawa belum seluruhnya punya penyalur subsidi.

Menurut Budi, saat ini terdapat 500 dealer yang terdaftar dalam platform Sisapira. Sebanyak 200 perusahaan lain sedang menunggu verifikasi untuk bisa ikut menyalurkan bantuan pemerintah. Namun populasinya, menurut dia, masih berpusat di Jakarta dan sekitarnya.

Sosialisasi yang masih minim turut memicu realisasi subsidi sepeda motor listrik masih rendah. Sekretaris Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Koko Haryono membeberkan bahwa masih banyak pelaku UMKM—salah satu sasaran utama penerima bantuan—tak mengetahui program ini secara rinci. "Itu perlu dilakukan sosialisasi lebih intens," katanya.

Koko menuturkan para pelaku usaha itu mesti diyakinkan mengenai manfaat penggunaan sepeda motor listrik. Selain itu, mereka membutuhkan informasi ihwal jaminan perawatan kendaraan hingga fasilitas pengisian daya.

Karyawan memeriksa sepeda motor listrik di diler United E-Motor, Galur, Jakarta Pusat, 24 Agustus 2023. Tempo/Tony Hartawan

Subsidi Motor Listrik Berlanjut Tahun Depan

Meski serapan subsidi minim, mimpi pemerintah masih tinggi. Targetnya, total penyaluran bantuan sepeda motor listrik mencapai 600 ribu unit pada 2024. Kementerian Perindustrian mengkonfirmasi bahwa dana dalam anggaran 2024 tersedia hanya untuk 50 ribu sepeda motor listrik. 

Terlepas dari angkanya, Febri Hendri Antoni optimistis bakal ada peningkatan penyaluran bantuan tahun depan. Selain berfokus pada sosialisasi, pemerintah sedang mendorong standardisasi baterai sepeda motor listrik untuk menarik minat masyarakat beralih dari kendaraan roda dua berbahan bakar minyak. "Jadi konsumen bisa lebih mudah mengganti baterai," kata dia. 

Menurut dia, pemerintah sedang melakukan penjajakan dengan beberapa produsen baterai untuk mulai memproduksi baterai standar. Saat ini setidaknya satu pabrikan sudah berkomitmen untuk ikut serta. Namun Febri belum bersedia membocorkan identitas perusahaan tersebut. 

Aismoli mendukung rencana standardisasi tersebut. Budi Setiyadi sepakat strategi ini bisa membantu penetrasi. Dengan catatan, baterai yang nanti menjadi standar nasional tak terbatas pada satu jenis saja. "Setidaknya 3-4 jenis baterai," ujarnya. Sebab, saat ini telah muncul beragam jenis baterai kendaraan listrik roda dua.

Selain urusan baterai, kata Budi, kunci realisasi subsidi sepeda motor listrik adalah promosi. Dia mengaku harus bergerak lebih cepat menjangkau masyarakat di berbagai daerah. Karena itu, Asosiasi berencana mewadahi berbagai agen pemegang merek untuk menjajakan produk mereka di satu tempat. "Jadi kami di setiap kota potensial mewadahi beberapa brand untuk berjualan bersama. Nanti masyarakat tinggal pilih mau yang mana," ucapnya. Dengan begitu, para produsen bisa hadir di lebih banyak tempat sambil menghemat biaya pembukaan gerai di banyak daerah.

VINDRY FLORENTIN | RIRI RAHAYU

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus