Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah bakal memperpanjang kontrak penjualan gas Indonesia ke Singapura. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut kontrak yang mestinya berakhir pada 2023 akan dilanjutkan hingga 2028.
“Tanda tangan kontrak menunggu masih ada urusan administrasi,” ujar Arifin ketika ditemui wartawan di Komplek Kementerian ESDM, Jumat, 28 Oktober 2022.
Perpanjangan kontrak ini, Arifin melanjutkan, dilakukan lantaran Singapura masih membutuhkan pasokan gas dari Indonesia. Sementara itu, Indonesia pun masih memiliki pasokan yang cukup.
“Kita kelebihan pasokan. Karena ada yang perlu, kita harus bantu-membantu,” ujar Arifin. Hanya, volume gas yang akan diekspor dalam perpanjangan kontrak itu mengalami penurunan. Arifin belum menggamblangkan rincian penurunan volume pengiriman tersebut.
Baca juga: Janji Terbaru Jokowi Soal Blok Masela yang Tak Kunjung Jalan
Adapun, pengurangan volume ekspor dilakukan karena pemerintah masih mempertimbangkan kondisi pasokan gas dalam negeri. Sebab, permintaan gas dalam negeri mengalami kenaikan. Sementara itu, produksi sumurnya mulai berkurang.
“Perpanjang kontraknya lima tahun karena ya belum tentu gasnya masih ada,” ujar Arifin.
Indonesia melakukan kontrak dengan beberapa negara dengan total volume penjualan mencapai 459,55 juta MMBTU sepanjang 2021. Untuk LNG hulu, Cina merupakan importir terbesar LNG Indonesia dengan volume 251,82 juta MMBTU. Lalu diikuti Korea Selatan sebesar 80,23 juta MMBTU dan Jepang sebesar 63,76 juta MMBTU.
Sedangkan di hilir LNG, Indonesia mengekspor total 110,98 juta MMBTU. Tujuan utamanya adalah Jepang, Korea Selatan, dan Taipei.
Baca juga: Harga Batu Bara Acuan September Turun Jadi USD 319,22 per Ton
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini