Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Roda LRT Jabodebek Cepat Aus, MTI: Pemerintah Terkesan Hindari Perbaikan Besar Prasarana

Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana angkat bicara soal roda aus pada trainset LRT Jabodebek.

22 November 2023 | 09.23 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) melintas di jembatan rel lengkung (longspan) LRT Kuningan, Jakarta, Rabu 2 Juli 2023. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyebutkan konstruksi jembatan lengkung dari Gatot Subroto menuju ke Kuningan salah desain sehingga menyebaBkan rangkaian kereta LRT yang melintas harus berjalan melambat. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana angkat bicara soal roda aus pada rangkaian kereta (trainset) LRT Jabodebek. Ia menyayangkan sikap pemerintah yang terkesan menghindari perbaikan besar di sisi prasarana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Faktor keselamatan memang sudah terjamin dengan perbaikan di bengkel. Tapi soal konstruksi rel belum terjawab,” kata Aditya ketika dihubungi, Selasa, 21 November 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aditya juga menduga perombakan ulang struktur rel LRT akan butuh biaya yang jauh lebih besar ketimbang solusi versi pemerintah. Penyesuaian desain dengan isi Permenhub Nomor 60 Tahun 2012 pun dinilai memiliki tingkat kesulitan tinggi karena perlu pembetonan ulang, sementara kebutuhannya hanya 1-2 sentimeter.

Belum lagi adanya dugaan alasan politis oleh kementerian yang tidak transparan mengenai justifikasi desain. “Bubut roda dan pelumasan memang efektif memperlamban aus roda. Tapi beda hasil bila struktur jalurnya ikut diperbaiki,” kata Aditya.

Sementara itu, Anggota Dewan Pertimbangan Serikat Pekerja PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka, Apolius Karokaro, meminta pelebaran rel tetap dijadikan solusi agar kecepatan LRT lebih optimal di tikungan pendek.

Inka sebagai manufaktur lokal sebetulnya dianggap sudah memenuhi kebutuhan rolling stock LRT Jabodebek secara maksimal. Namun isu aus roda malah sempat menyudutkan perseroan. “Kalau penyesuaiannya hanya dari sisi sarana dan sedikit di prasarana, bisa jadi beban operasi dan biaya bagi kami,” kata Apolius.

Hal senada juga disampaikan Federasi Serikat  Pekerja Perkeretaapian (FSPP). Presiden FSPP sekaligus Ketua Umum SPKA Edi Suryanto sebelumnya risau akan masalah beruntun LRT Jabodebek, yang berpotensi membebani arus kas PT KAI di masa depan.

Dalam menangani temuan roda LRT Jabodebek yang aus tersebut, telah dilakukan pembubutan roda dan memperhalus profil permukaan serta memberi cairan pelumas pada rel kereta.

"Alhamdulillah, pascadilakukan grinding dan pelumasan ini, sudah tidak ditemukan aus pada roda sehingga 12 trainset (TS) yang beroperasi saat ini dalam kondisi aman," ujar Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Risal Wasal dalam keterangan tertulis, Selasa, 21 November 2023.

Selanjutnya: Risal menyebutkan bahwa proses pembubutan roda ...

Risal menyebutkan bahwa proses pembubutan roda dan pelumasan bakal terus dikebut. Ia berharap pengerjaan tersebut lekas tuntas dan dapat meningkatkan pelayanan yang maksimal kepada seluruh pengguna LRT Jabodebek. 

Per Selasa, 21 November 2023, kata Risal, sebanyak 12 trainset LRT Jabodebek sudah siap dioperasikan. "Penambahan trainset ini sangat berdampak pada waktu tunggu kereta satu dengan kereta berikutnya (headway). Berkurangnya headway semoga dapat memenuhi harapan masyarakat yang memilih LRT Jabodebek sebagai transportasi publik karena waktunya lebih efisien," ujarnya. 

Dengan beroperasinya 12 trainset tersebut, maka total frekuensi perjalanan per hari pada masing-masing lintas yaitu Bekasi dan Cibubur menjadi 80 KA dengan total keseluruhan frekuensi perjalanan menjadi 160 KA per hari. 

"Diharapkan LRT Jabodebek akan segera dapat beroperasi dengan normal, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat yang besar dari pembangunan yang bertujuan untuk shifting pengguna kendaraan pribadi kepada transportasi massal," tutur Risal.

Jumlah 12 trainset itu, kata Risal, setelah ada tambahan empat set yang telah selesai menjalani pembubutan roda. Penambahan rangkaian ini berdampak pada headway saat peak maupun off-peak hour sebagai berikut:

Headway Peak Hour (05.00-10.00 dan 15.00-21.00 WIB):

Stasiun Jatimulya/Harjamukti menuju Cawang dari 30 menit menjadi 18,5 menit
Stasiun Cawang menuju Dukuh Atas dari 15 menit menjadi 9,3 menit

Headway Off-Peak Hour (10.00-15.00 WIB):

Stasiun Jatimulya/Harjamukti menuju Cawang dari 60 menit menjadi 37 menit
Stasiun Cawang menuju Dukuh Atas dari 30 menit menjadi 18,5 menit

YOHANES PASKALIS | MAJALAH TEMPO | ANTARA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus