SEBUAH pesawat kargo Boeing 707 milik Royal Jordanian, Kamis dua pekan silam, mendarat di Medan. Pesawat ini rupanya ditugaskan oleh seorang pengusaha dari Amman, bernama Muhammad Al Katib, untuk menjemput pesanannya dari NV STTC (Sumatera Tobacco Trading Company), berupa 100 ton rokok putih. Tapi hanya 35 ton (terdiri dari 2.200 dos) yang terangkut, karena pesawat sudah penuh. Selebihnya akan dikirimkan oleh pihak STTC kemudian. Pesanan Muhammad Al Katib tersebut, dalam catatan Bea Cukai Pematangsiantar, bernilai US$ 96.000. Sebanyak US$ 86.000 dari yang bermerek Cedars 100 S, selebihnya dari yang bermerek Samers 100 S. STTC berdiri 1952 dan selama ini dikenal sebagai pemasok rokok di Sumatera (merek Nero, Hero, West, dan Union), dan sudah sejak 1987 mengekspor rokok putih. STTC mengekspor rokok Hero dan Sumit ke Muangthai, selain juga memasok ke Hong Kong, Malaysia, Taiwan, dan Singapura. Kegiatan ekspor tersebut umumnya dilakukan lewat Pelabuhan Belawan. Dalam catatan Bea Cukai Pematangsiantar, nilai ekspor STTC pada periode 1989-1990 adalah US$ 42 juta lebih, terdiri dari 8,9 milyar batang rokok. Pada tahun berikutnya, 1990-1991, nilai ekspornya naik 17,41%. Selain mengekspor produk sendiri, untuk pasar dalam negeri STTC memproduksi dan memasarkan Winston dan Salem berdasarkan lisensi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini