Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah dengan dolar Amerika Serikat (AS) kini berada di level Rp 14.971 atau menguat 14 poin pada penutupan perdagangan sore ini, Senin 30 Januari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dalam perdagangan sebelumnya, Minggu, 29 Januari 2023, Rupiah ditutup pada level Rp 14.985 per dolar AS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar ini salah satunya dipengaruhi ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve AS yang dovish dibandingkan dengan rekan-rekan yang lebih hawkish.
"Itu berada di jalur untuk kerugian bulanan keempat berturut-turut lebih dari 1,5 persen, ditekan oleh ekspektasi bahwa Fed mendekati akhir siklus kenaikan suku bunga dan bahwa suku bunga tidak harus naik setinggi yang dikhawatirkan sebelumnya," kata Ibrahim melalui keterangannya, Senin, 30 Januari 2023.
Selanjutnya, menurut Ibrahim, pergerakan tenang menjelang pertemuan kebijakan dari Fed, Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of England (BoE) akhir pekan ini juga menyumbang keterpurukan nilai tukar dolar AS atas rupiah.
"The Fed secara luas diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga 25 basis poin penurunan dari kenaikan 50 bp dan 75 bp yang terlihat tahun lalu, sementara pengamat pasar mengatakan BoE dan ECB kemungkinan akan menaikkan suku bunga masing-masing sebesar 50 bp," kata Ibrahim.
Ibrahim melanjutkan, faktor eksternal lainnya juga disebabkan oleh sebuah panel akademisi dan eksekutif bisnis pada hari Senin yang mendesak Bank of Japan untuk menjadikan target inflasi 2 persen sebagai tujuan jangka panjang, "Alih-alih yang harus dipenuhi sesegera mungkin, mengingat meningkatnya biaya pelonggaran moneter yang berkepanjangan," kata Ibrahim.
Sementara dari faktor internal yang menyebabkan indeks dolar melemah karena inflasi inti pada semester I 2023 dipastikan berada di bawah 4 persen. Kemudian, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran di bawah 4 persen pada semester II 2023 dibandingkan dengan negara-negara didunia yang inflasinya masih tinggi.
"Sejak 1-26 Januari 2023, tercatat aliran modal asing masuk bersih Rp 48,08 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN). Hingga 17 Januari 2023, investasi portofolio mencatat arus masuk bersih (net inflow) sebesar 4,6 miliar dolar AS. Ini akan berdampak terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat," kata Ibrahim.
Inflasi Indonesia pada Desember 2022 mencapai 5,51 persen. Hal tersebut, kata Ibrahim, juga merupakan suatu capaian dibandingkan dengan negara-negara lainnya yang banyak mengalami inflasi di atas 8 persen.
"Neraca transaksi berjalan Indonesia juga mencatat surplus pada triwulan ketiga 2022 sebesar 4,4 miliar dolar AS atau 1,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), lebih tinggi dari capaian triwulan sebelumnya sebesar US$ 4 miliar atau 1,2 persen dari PDB," katanya.
Ibrahim memprediksi, perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp 14.950 - Rp 14.990.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.