Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Sampah Bank Dunia

Bank dunia memberi pinjaman kepada pemerintah surabaya untuk membeli sampah. di setiap rumah diberi ember plastik untuk menampung sampah-sampah tersebut.

28 Juni 1980 | 00.00 WIB

Sampah Bank Dunia
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
SAMPAH pun jadi urusan Bank Dunia. Karena ternyata Pemda Kodya Surabaya makin kewalahan mengusir 5.000 m3 sampah tiap hari dari satu setengah juta lebih warganya. Sedang sarana yang ada hanya sepertiga dari yang diperlukan. Karena itu di masa Walikota Soeparno, sank Dunia mengirim konsultan ke kota ini, khusus untuk menelaah persampahan ini. Hasilnya: perlu ada proyek percobaan penanggulangan sampah. Bank itu pun bersedia memberi pinjaman Rp 2,5 milyar. Proyek itu terwujud juga ketika Walikota Surabaya (yang sekarang) Muhaji Wijaya pertengahan bulan lalu meresmikannya di lima RW (rukun warga) di Kelurahan Simolawang, bagian utara Surabaya. Sebagai tahap pertama, proyek ini menghabiskan Rp 100 juta dari seluruh pinjaman Bank Dunia tadi. Tapi ternyata sistem pembuangan sampah dengan biaya bank itu biasa saja. Setiap rumah diberi masing-masing sebuah ember plastik besar dengan cuma-cuma. Setelah dilubangi di bagian tengahnya (agar tak dipakai untuk keperluan lain, menyimpan air, misalnya), ember-ember yang semua berwarna kuning itu diletakkan di depan rumah masing-masing warga. Ke dalam ember-ember plastik itulah sampah harus ditumpuk. Sementara itu pada jam-jam tertentu, sebuah gerobak dorong menguras isi ember-ember taJi dan memuatnya ke dalam sebuah konteiner yang sudah menunggu. Setelah penuh, sebuah truk menarik konteiner itu ke tempat pembuangan sampah di Keputih, bagian timur kota. Dan selesai. Sistem serupa itu akan diteruskan ke beberapa RW di tujuhbelas kampung lainnya yang termasuk KIP (Kampung Improvement Program) -- semacam proyek M. Husni Thamrin di Jakarta. Diharapkan dalam waktu 4 tahun kampung-kampung yang direncanakan radi telah berember semua. Telanjur Seperti terlihat di Kelurahan Simolawang, uang pinjaman Bank Dunia tadi sebagian besar habis untuk membeli konteiner dan truk-truk di samping gerobak dan ember-ember tadi. Tapi berhasilkah? Di lima RWI tadi memang sekarang tampak bersih. Malahan produksi sampah di sana yang semula diperkirakan 30 m3 tiap hari, hanya terdapat seperduanya -- sehingga semuanya terangkut. Tinggal sekarang kepatuhan warga untuk mengganti ember-ember itu apabila sekali waktu rusak atau hilang. Sebab sudah ditentukan, ember-ember dan gerohak menjadi tanggungan RT/RW setempat diambilkan dari iuran warga. Tapi kalau hanya mengharapkan pinjaman sank Dunia dan dengan sistem begitu, tentu saja kebersihan Kota Surabaya secara keseluruhan diragukan. "Sebab kalau untuk lima RW saja menghabiskan Rp 100 juta, berapa milyar yang diperlukan untuk enamratus di Surabaya ini," kata seorang anggota DPRD Kodya Surabaya, "karena itu sebenarnya saya tidak setuju pada pinjaman itu -- tapi sudah telanjur." Karena itu menurut Gubernur Ja-Tim Sunandar Priyosudarmo, dalam mengurus kota tetap diperlukan kegotongroyongan. Artinya tidak dapar sematamata tergantung pada pinjaman. "sagaimanapun, pinjaman itu harus dikembalikan, ' kata Sunandar. Walikota Muhaji sendiri tampaknya memang kurang senang dengan pinjaman Bank Dunia untuk sampah itu. "Biarpun bukan saya yang melakukan pinjaman itu," tuturnya kepada TEMPO, "tapi kan sudah telanjur." Karena itu Muhaji masih ragu untuk menghabiskan pinjaman yang Rp 2,5 milyar itu. "Masih lihat-lihat dulu," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus