Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok hingga 5 persen pada sesi perdagangan pertama, Selasa, 18 Maret 2025 dan sempat memicu penghentian perdagangan sementara (trading halt). Co-Founder of Saratoga Investama Sandiaga Uno mengatakan ambruknya indeks saham tanah air disebabkan lunturnya kepercayaan investor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Eks Menteri Pariwisata itu mengatakan investor awalnya berpikir tak ada perubahan signifikan pada kebijakan pemerintah saat ini dibanding periode sebelumnya. Presiden Prabowo Subianto sempat dikabarkan bakal melanjutkan era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun setelah Prabowo memimpin, terjadi perubahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sandiaga menilai pengesahan revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (revisi UU TNI) sebagai bentuk perubahan arah kebijakan. “Ini kan ada perubahan. Karena dulu investor melihat bahwa ada keberlanjutan kebijakan dari era Pak Jokowi ke Prabowo, dan ini yang dijanjikan,” ujarnya ditemui seusai diskusi ISACA Indonesia Chapter di Fx Sudirman Jakarta, Kamis, 20 Maret 2025.
Presiden Prabowo sebelumnya sempat dianggap bakal melanjutkan program-program presiden Jokowi. Karena itu, menurut Sandi, pasar sempat menyambut dengan euforia dan IHSG sempat menyentuh level tertinggi yakni 7.900.
Pemerintah menurut dia harus kembali meyakinkan para investor bahwa tidak ada perubahan yang fundamental. Apa yang terjadi saat ini adalah bagian transformasi. “Dan isu-isu yang dikhawatirkan oleh para pelaku pasar itu bisa dijawab dengan lugas, terbuka dan menyakinkan oleh pemerintah,” ucapnya.
Dalam sesi diskusi, Sandiaga juga sempat menyinggung perihal pemodal yang mempertanyakan keberlanjutan model kepemimpinan Jokowi di Era Prabowo. “Apakah ini masih keberlanjutan? Atau ini balik ke pola kepentingan sebelum reformasi?” ujarnya.
Ekonom dari Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengatakan hal senada. Penyebab indeks saham melemah beberapa waktu belakangan adalah menurunnya kepercayaan investor. Menurut Wijayanto, revisi UU TNI juga jadi sentimen negatif. Hal ini terkait dwifungsi militer yang dikhawatirkan menimbulkan gelombang protes besar.
Pilihan Editor: BEI Buka Peluang Tinjau Ulang Batasan Trading Halt