Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Saran Psikolog untuk Bantu Rekan Kerja yang Stres agar Tak Bunuh Diri

Rekan kerja yang melihat rekan lain sedang menghadapi masalah berat bisa dibantu dengan mengamati lingkungan sekitar untuk mencegahnya bunuh diri.

10 September 2024 | 19.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi pekerja stres. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pertolongan pada rekan kerja yang sedang stres perlu dilakukan untuk mencegah bunuh diri dan meringankan masalah yang dihadapi. Ketua Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, Anna Surti Ariani, mengatakan rekan kerja yang melihat rekan lain sedang menghadapi masalah berat bisa dibantu dengan mengamati lingkungan sekitarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Memahami apa yang bisa dilakukan sebagai bala bantuan awal kalau ada rekan kerja yang mengalami masalah kesehatan mental. Kalau di kantor bisa diberdayakan untuk diberikan pertolongan pertama tadi, setidaknya itu akan meringankan beban si tenaga kerja,” kata psikolog yang akrab disapa Nina ini, Selasa, 10 September 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perhatikan juga benda-benda tajam yang ada di sekitar untuk disingkirkan agar tidak menjadi alat yang membahayakan diri rekan kerja yang sedang stres. Selain itu, bisa juga menyingkirkan jika ada obat-obatan di dekatnya karena dikhawatirkan ia akan meminumnya saat tidak sadar. Setelah itu, rekan kerja lain bisa mendengarkan cerita rekannya jika ia berkenan untuk bicara.

“Kita bisa mendengarkan apa-apa yang jadi curahan dia, cerita dia seperti apa. Kalau dia berkenan untuk didengar ketika sudah lebih tenang maka kita bisa menghubungkan ke dukungan psikologis,” sara Nina.

Psikolog di Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI) itu mengatakan hal ini bisa dilatih pada para pekerja oleh perusahaan untuk meminimalkan stres yang kerap terjadi pada pekerja kantoran. Ia juga mengatakan tempat kerja atau perusahaan sebaiknya memiliki jejaring yang bisa dengan mudah menghubungkan tenaga kesehatan jiwa untuk membantu pekerja yang memiliki masalah kesehatan mental.

P3LP dari Kemenkes
Nina mengatakan Kementerian Kesehatan juga sedang menyosialisasikan pelatihan pada rekan kerja untuk membantu rekan lain yang tertimpa masalah yang disebut Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis (P3LP).

“Kalau memang dibutuhkan dia bisa ke layanan kesehatan mental, pertolongan awal itu yang kita sebut psychological first aid dan itu sedang disosialisasikan Kemenkes sebagai P3LP, Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis,” paparnya.

Nina menambahkan untuk menyeimbangkan pekerjaan dan kesehatan mental dibutuhkan istirahat dari rutinitas, seperti berolahraga untuk merawat otot-otot jantung atau tidur. Selain itu juga bisa makan makanan sehat yang merawat kemampuan diri untuk dapat energi positif. Istirahat selain dengan tidur juga bisa dengan melakukan berbagai hal yang disukai yang disebut dengan self care.

“Istirahat juga berarti melakukan sesuatu hal yang kita senangi, itu merawat kesehatan emosional. Kita bisa juga ketemu orang-orang yang kita sukai, jadi itu semua yang kita sebut self care atau perawatan diri. Jadi, perawatan diri enggak harus ke salon. Jadi yang betul-betul kita butuhkan dan kita sukai,” ucap Nina.

Ia menyebut seseorang juga harus memikirkan hal positif dalam dirinya dan mencoba mengelilingi diri dengan hal yang positif untuk mencegah stres dan memiliki niat untuk mengakhiri hidup. Nina mengatakan itu bisa memberikan semangat dan mensyukuri apa yang terjadi pada diri.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus