Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

SAYA HANYA ORGANIZE INVESTOR

SEKITAR sepuluh tahun mengincar Merpati Nusantara Airlines, cita-cita Kim Johanes Mulia akhirnya di depan mata.

1 Desember 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kim Johanes Mulia (berbatik biru) bersama Direktur Merpati Asep Ekanugraha (kedua dari kiri)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Utama PT Intra Asia Corpora Kim Johanes Mulia:

Dengan bendera PT Intra Asia Corpora, ia akan menjadi investor maskapai pelat merah yang berhenti beroperasi sejak 2014 itu. Kim menandatangani perjanjian transaksi penyertaan modal bersyarat dengan Merpati pada 29 Agustus 2018. Ia berkomitmen menggelontorkan Rp 6,4 triliun serta surety bond Rp 250 miliar. Membuka diri untuk pertama kalinya kepada media, Kim berkali-kali menyatakan bahwa niatnya hanya bekerja sama. “Bukan akuisisi atau take over,” ujarnya kepada Retno Sulistyowati dan Putri Adityowati dari Tempo di kantornya di kawasan Tebet, Jakarta, Rabu pekan lalu.

 

Sejak kapan Anda tertarik pada Merpati Airlines?

Kira-kira sepuluh tahun lalu, atau sejak Kartika Airlines tutup. Kami merasa maskapai tidak bisa kecil, harus besar. Lalu ada Merpati yang menjadi jembatan Nusantara. Dia punya rekam jejak yang bagus di Indonesia timur. Semua mengakui, Merpati itu mentor. Banyak di manajemen Garuda dan Lion adalah tamatan Merpati. Makanya kami harus bekerja sama atau memperkuat Merpati. Tapi, dalam perjalanannya, Merpati stop beroperasi.

Anda pernah berada di Kartika Airlines, yang akhirnya tutup juga....

Ceritanya beda. Kartika waktu itu cuma mengoperasikan dua pesawat. Saya diminta membantu. Tiga hal yang harus diperbaiki: harus ada pesawat baru, manajemen yang kuat, dan permodalan. Kami berkolaborasi dengan Rusia hendak memakai Sukhoi. Tapi rencana berubah setelah kasus kecelakaan Sukhoi menabrak Gunung Salak di Bogor.

Sejak kapan berkomunikasi dengan manajemen Merpati?

Sejak manajemen masih di bawah Kapten Johny, dilanjutkan dengan Kapten Asep. Tidak ada niat bicara yang lain, hanya bagaimana kalau bekerja sama, atau membentuk kerja sama operasi. Menteri BUMN Dahlan Iskan mengumpulkan para investor di Le Meridien. Saya hadir. Kami mendengarkan segalanya. Terus saya minta waktu sama beliau.

Apa yang Anda sampaikan?

Saya menyatakan sikap tertarik. Pak Dahlan bertanya, kenapa? Saya bilang, Merpati itu rohnya sangat besar. Kasih kesempatan supaya kami bisa ikut bekerja sama.

Kapan mulai intensif berbicara?

Sejak satu tahun lalu. PPA (PT Perusahaan Pengelola Aset) mengeluarkan semacam prosedur yang harus dilalui.

Investor lain mundur karena utang Merpati sangat besar....

Karena saya tidak pernah memikirkan untuk take over. Saya hanya ingin berkolaborasi. Dalam proposal, kami tetap berpegang pada kerja sama, tidak ada niat mengambil alih.

Tapi Kementerian Keuangan tidak menyepakati proposal perdamaian Anda dalam penundaan kewajiban pembayaran utang?

Saya tidak tahu. PPA mengatakan masih punya pekerjaan rumah yang harus diselesaikan internal.

Benarkah poin yang ditolak terkait dengan permintaan write off unit pesawat MA60?

Itu memang bagian dari proposal kami. Kami mengatakan MA60 itu perlu dikaji ulang karena, sampai Merpati stop beroperasi, kami lihat selalu ada kendala. Artinya, apakah itu akan direstrukturisasi kembali, atau diganti pesawatnya, atau diperbaiki, atau dipakai untuk kargo, bukan untuk penumpang.

Anda belum melakukan uji tuntas?

Uji tuntas mendetail belum. Saya dibukain pintu, ya masuk. Tapi bukan berarti saya boleh masuk ke kamar untuk melihat-lihat.

Direktur Utama Merpati optimistis 2019 terbang....

Dia memang harus optimistis. Tapi mungkin 2019 belum. Sekarang sudah Desember. Masih ada proses pengurusan izin dan lainnya.

Kapan realistisnya?

Menurut saya, sekitar 2020. Banyak aspek yang harus dilewati.

Apakah akan memakai Sukhoi?

Rencana bisnis tentu harus ada koridornya. Waktu itu kami pakai asumsi pesawat Rusia. Tapi bukan berarti itu final, tergantung siapa yang bisa menerima konsep kami.

Rencananya masuk ke segmen full service?

Untuk sementara memang sudah ada kesepakatan awal untuk full service.

Anda akan menggelontorkan Rp 6,4 triliun. Dari mana dananya?

Saya tidak perlu cerita. Yang penting ada komitmen. Saya hanya organize investor dan tidak akan duduk di susunan direksi. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus