AKHIRNYA rentangan sayap First PaL cific Finance Ltd. sampai
juga di Jakarta. Pekan lalu pembukaan kantor cabang lembaga
keuangan nonbank itu, yang menempati sebuah kamar di Hotel Sahid
Jakarta, diiklankan secara luas di pelbagai media massa. "Kami
ingin lebih dekat dengan kegiatan bisnis yang ada di sini," kata
Delfin Warren, 33, kepala kantor perwakilan FPF di Jakarta.
Di sini, lembaga keuangan nonbank yang bermarkas besar di Hong
Kong itu punya hubungan bisnis kuat, terutama, dengan kelompok
Indocement. Untuk kepentingan kelompok ini - yang berpatungan
dengan Krakatau Steel dan Metropolitan Grup guna mendirikan
pabrik Cold Rolling Mill di Cilegon - FPF, Juli lalu, bertindak
sebagai penasihat keuangan bagi pembiayaan keuangan dan kredit
ekspor sebesar USS 552 juta. Peranan itu kemudian diteruskan
dalam mengatur pembiayaan pembangunan tanur putar ke-7 dan ke-8
Indocement di Citeureup, Jawa Barat, yang akan menelan dana
hampir Rp 348 milyar.
Bisa dipahami jika kelompok Indocement punya hubungan erat
dengan FPF. Maklum, Liem Sioe Liong, sang taipan dari kelompok
ini, yang oleh majalah Institusional Investor 'dinobatkan
sebagai salah satu dari 12 bankir terkaya, menguasai 72,5%,
saham di lembaga keuangan nonbank ini.
Menurut Warren kantor pusat FPF hari-hari ini telah meneliti 5-6
proyek lain disini, yang dalam pembiayaannya ia akan turut
mengatur. Apakah itu juga menyangkut pabrik semen di Madura,
yang mayoritas sahamnya akan dikuasai pula oleh kelompok
Indocement, dia tak menjelaskannya.
Awal tahun ini nama FPF banyak disebut kalangan bankir di Hong
Kong dan Jakarta dalam kaitan dengan pembelian saham mayoritas
Hibernia Bank di San Francisco. Sebagai anak perusahaan First
Pacific Holding, lembaga keuangan ini, ketika itu, turut ber
tanggung jawab menyediakan sebagian dana yang dibutuhkan guna
pembelian bank tadi dengan menjual surat berharga ke masyarakat.
First Pacific Holding yang 70,7% sahamnya dikuasai kelompok
Liem, awal tahun ini juga banyak disebut dalam kaitan dengan
pembelian 51% saham Hagemeyer, Belanda, seharga US$ 18,6 juta.
Hagemeyer, perusahaan dagang yang sudah berusia 80-an tahun itu,
selama ini dikenal banyak mengurusi ekspor kopi Indonesia ke
Amerika. Sedangkan Hibernia Bank juga dikenal banyak membiayai
ekspor pelbagai komoditi Indonesia ke Amerika, yang setiap tahun
rata-rata mencapai US$ 330 juta. Besar dugaan, pembelian saham
mayoritas di lembaga keuangan dan perusahaan dagang itu
berkaitan erat dengan usaha kelompok Liem membiayai dan
memasarkan pelbagai produk perusahaannya ke negara konsumen
secara cepat dan murah.
Di Hong Kong, markas besar First Pacific Finance terletah
berhadap-hadapan dengan markas lembaga keuangan nonbank Central
Asia Capital Corp (82,5% Liem dan 17.5% Mochtar Riady) di
lantai 24 World Wide House,Des Voeux Road.
Pada mulanya, FPF bernama Overseas Union Finance (UOF). Ketika
Liem 1979 membelinya, lembaga keuangan nonbank ini hanya punya
kekayaan di bawah HK$ 10 juta.
Dan, menurut Warren, pada Juni tahun ini FPF, yang punya
kekayaan HK$ 1 milyar lebih, sudah mengantungi keuntungan
bersih hampir HK$ 11 juta. Dia percaya, dari kegiatan bisnisnya
di sini perusahaan itu akan memperoleh laba lumayan pula.
"Apalagi, ekonomi di sini sudah membaik, katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini