Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Sebab Pinjol Bisa Jadi Penghambat Program 3 Juta Rumah Prabowo

Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), Junaidi Abdillah maraknya pinjaman online di kalangan keluarga muda bisa menghambat program 3 juta rumah pemerintahan Prabowo Subianto.

29 November 2024 | 16.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), Junaidi Abdillah menganggap maraknya pinjaman online di kalangan keluarga muda bisa menghambat program 3 juta rumah pemerintahan Prabowo Subianto. Pasalnya, kata dia, banyak aplikasi kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi yang ditolak perbankan karena riyawat pinjol yang dimiliki calon nasabah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Penolakan oleh bank itu jelas jadi kendala, apalagi program 3 juta rumah, nanti salah satu kendalanya di situ,” kata Junaidi lewat sambungan telepon kepada Tempo, Kamis, 28 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terlebih, kata dia, program 3 juta rumah menyasar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang jadi kalangan rentan terjerat pinjol. MBR juga jadi segmen andalan dari hunian KPR subsidi yang banyak dibangun jaringan Apersi. “Korban pinjol itu rata-rata orang yang penghasilannya pas-pasan semua,” kata dia.

Junaidi mengaku tidak memiliki angka pasti mengenai jumlah pengajuan KPR yang ditolak. Namun, ia mendapati cukup banyak keluhan dari total sekitar 3.700 pengembang di seluruh Indonesia yang tergabung dalam Apersi.

Menurutnya, banyak di antara mereka yang gagal mengajukan KPR karena utang pinjol yang nominalnya hanya ratusan ribu hingga Rp1 juta. Namun, karena tidak segera diurus persoalan itu menjadi catatan merah di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang membuat aplikasi KPR ditolak oleh perbankan. “Keluarga baru itu masih muda-muda ya, ternyata kasus pinjol diawali saat mereka masih bujang,” ujarnya.

Junaidi ingin pemerintah atau Bank Indonesia (BI) memberikan kelonggaran kepada korban pinjol yang gagal mengajukan KPR. Apalagi, bagi mereka yang catatan utangnya di bawah tidak terlalu besar. Di sisi lain, Junaidi mengatakan saat ini Apersi fokus untuk membangun hunian di kawasan perkotaan. Ia mengaku siap mendukung program 3 juta rumah Prabowo. “Kalau konsentrasi kami itu di perkotaan. Sebenarnya di perkotaan terkait targetnya tidak ada isu. Sudah berjalan selama ini,” kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus