Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Berita Tempo Plus

Berapa Besar Kebutuhan Sedimentasi Laut untuk Proyek Infrastruktur

Sejumlah proyek di Batam kekurangan pasokan pasir. Pengembang tak bisa serta-merta memanfaatkan material sedimen laut.

31 Maret 2024 | 00.00 WIB

Proyek pengembangan jalan yang menghubungkan kawasan industri dan Kawasan Ekonomi Khusus di Batam, Kepulauan Riau, 15 Maret 2024. Antara/Teguh Prihatna
Perbesar
Proyek pengembangan jalan yang menghubungkan kawasan industri dan Kawasan Ekonomi Khusus di Batam, Kepulauan Riau, 15 Maret 2024. Antara/Teguh Prihatna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Proyek infrastruktur di Batam memerlukan material hasil pengerukan sedimen laut.

  • Ada lahan reklamasi seluas 7.000 hektare yang memerlukan material penguruk.

  • Potensi pengembangan properti di lahan reklamasi cukup tinggi.

JADI Rajagukguk menerima keluhan dari sejumlah kontraktor proyek infrastruktur dan properti di Kota Batam, Kepulauan Riau. Menurut Ketua Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Batam itu, para kontraktor kekurangan pasokan pasir. Jadi mengatakan suplai pasir hasil penambangan di darat tak mencukupi kebutuhan. “Kalau mengambil pasir dari luar Batam jauh dan mahal,” katanya pada 27 Maret 2024. 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Ivansyah dari Cirebon berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Tak Semudah Menggaruk Pasir"

Retno Sulistyowati

Alumnus Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Bergabung dengan Tempo pada 2001 dengan meliput topik ekonomi, khususnya energi. Menjuarai pelbagai lomba penulisan artikel. Liputannya yang berdampak pada perubahan skema impor daging adalah investigasi "daging berjanggut" di Kementerian Pertanian.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus