TAK hanya film India yang menyerbu Indonesia, tapi juga terigu. Sampai Juni lalu, impor terigu dari India telah mencapai 21 ribu ton—15 persen dari total impor terigu Indonesia pada enam bulan pertama tahun ini—dan meningkat jadi 37 ribu ton pada Agustus lalu. Melimpahnya impor terigu dari India ini sangat mengejutkan karena tahun lalu India tidak pernah mengekspor terigu ke Indonesia. Ini membuat Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) marah besar. "Kami bisa membuktikan bahwa terigu India melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia," kata Ratna Sari Loepis, Direktur Eksekutif Aptindo.
Menurut Ratna, meledaknya ekspor terigu India karena subsidi dari pemerintahnya. Ada potongan harga gandum sampai US$ 39,33 per metrikton kepada produsen terigu yang akan mengekspor produknya. Pemerintah India juga menyubsidi biaya transportasi mulai dari US$ 6,05 sampai US$ 9,42 per metrikton. Akibatnya, terigu India membanjir, produsen terigu Indonesia pun seperti kebakaran jenggot. Hingga kini Aptindo belum akan mengajukan India ke Komite Anti Dumping Indonesia. "Kasus yang dulu saja belum selesai," kata Ratna. Sebelumnya, produsen terigu besar seperti Bogasari mengajukan pengenaan bea masuk antidumping kepada terigu impor dari Uni Eropa, Uni Emirat Arab, dan Australia. Namun sampai kini pemerintah belum mengabulkannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini