TARGET..., target..., target.... Itulah yang sepertinya dikejar Ketua BPPN, Syafruddin Temenggung. Ia pun aktif menjadi agen penjual dengan terus-menerus menjual aset yang dikuasai BPPN. Setelah melepas aset senilai Rp 81,5 triliun dengan harga Rp 23 triliun pada Agustus lalu, bulan ini Syafruddin punya dua proyek: program penjualan aset properti senilai Rp 600 miliar dan program penjualan aset eks Holdiko. Dari 108 aset yang diserahkan Salim untuk membayar Rp 53 triliun utangnya, Holdiko telah menjual 75 aset. Menurut taksiran Holdiko berdasarkan audit PricewaterhouseCoopers, nilai buku 33 aset sisanya tersebut adalah Rp 19 triliun. Jika BPPN lihai menjual, aset tersebut bisa dilepas dengan harga sekitar Rp 4 triliun.
Menurut Syafruddin, penjualan aset atau perusahaan yang belum dijual Holdiko akan dilakukan mulai Senin pekan ini. Cuma, banyak pihak yang waswas. Soalnya, dengan waktu tinggal 10 pekan, sulit bagi BPPN untuk mendapatkan harga yang bagus. "Kita khawatir karena BPPN ini maunya cepat. Jadinya, ya, bisa seperti Indomobil dulu," kata sumber Tempo. BPPN memang dibebani target yang berat pada tahun ini, yakni menyetor Rp 42,8 triliun, sementara sampai Agustus lalu BBPN baru menyetor sekitar Rp 16,5 triliun. Kekurangannya tak bisa ditutup dari penjualan aset properti yang diperkirakan hanya menghasilkan Rp 700 miliar. Karena itulah, aset salim yang dijadikan penutupnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini