Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Si jumbo bangkit, semua ikut

Ekonomi a.s menunjukkan tanda-tanda adanya pertumbuhan. industri mobil dan perumahan merupakan dua sektor utama yang berperan mengangkat kembali ekonomi a.s. ekspor komoditi indonesia ke a.s naik.(eb)

24 Desember 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

EKONOMI Amerika Serikat masih menunjukkan tandatanda adanya pertumbuhan, sesudah selama dua tahun dibanting resesi yang pahng parah dalam searah. Kebangkitan kembali ekonomi Amerika selalu diamati dengan saksama karena AS-lah yang akan menentukan apakah ekonomi negara lain akan bisa ditarik, setelah terbenam sekian lama. Syukur, data-data yang terus keluar dari layar komputer mereka menunjukkan bahwa ekonomi AS, yang mulai bangun kembali pada kuartal kedua tahun ini, masih terus melaju dengan cukup cepat, sekurang-kurangnya sampai November lalu. Tingkat pertumbuhan tahunan pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini masing-masing mencatat 9% dan 7%. Chase Econometrics Associates kepunyaan Chase Manhattan Bank memperkirakan, pertumbuhan perekonomian AS dalam kuartal keempat tahun ini akan naik dari 4,6% menjadi 6,3%. Sebabnya? Tingkat pengangguran pada Oktober lalu turun dengan 0,5%, menjadi 8,5% - angka pengangguran terendah selama dua tahun ini."Itu bukti bahwa ekonomi AS masih tetap kuat," kata Bernard Markstein III, ekonomi senior Dada Chase Econometrics. Produksi barang-barang industri masih terus naik dengan rata-rata sekitar 1% setiap bulan. Ini menandakan bahwa daya beli dan kepercayaan para konsumen untuk membelanjakan sebagian dari pendapatannya sudah puhh. Industri mobil dan perumahan tampaknya merupakan dua sektor utama yang berperan besar dalam mengankat kembali ekonomi AS. Penjualan mobil kian meningkat tiap bulan, dan Oktober lalu seluruh mobil yang terjual naik 5,3%. Dalam kuartal ketiga, laba General Motor, Ford, dan Chrysler mencapai US$ 1,2 milyar. Dalam periode yang sama tahun lalu, si tiga besar dari Detroit ini mengalami defisit US$ 187 juta. Peningkatan industri mobil di AS ikut mendorong peningkatan industri lain, terutama yang menghasilkan barang yang diperlukan untuk mobil. Begitu pula pabrik mobil yang tersebar di seluruh AS, yang tadinya ditutup karena resesi dan rugi, kini makin banyak yang dibuka kembali. Buruh yang tadinya dikeluarkan atau dirumahkan sudah mulai dipekerjakan kembali. Industri mobil merupakan salah satu dari industri yang tak bisa memenuhi permmtaan konsumen yang terus meningkat, hingga banyak calon pembeli harus antre atau turut inden. Lalu bulan silam, jumlah rumah yang dibangun naik 8,2%. Kenaikan jumlah rumah yang dibangun di AS rupanya merupakan rezeki buat Indonesia. Ekspor kayu lapis Indonesia ke AS dalam semester pertama 1983 naik lebih dari lima kali lipat, menjadi US$ 77 juta, dari semester pertama 1982. AS sekarang membeli sepertiga ekspor kayu lapis Indonesia dan merupakan pembeli terbesar kayu lapis Indonesia. Peranan ekonomi AS untuk ekspor Indonesia makin terasa ketika, selama enam bulan pertama tahun ini, ekspor hampir semua komoditi utama ke AS melonjak. Ekspor karet alam ke AS naik dari US$ 120 juta menjadi US$ 145 juta, atau 40% dari seluruh ekspor karet alam Indonesia. Ekspor kopi ke AS juga naik dari US$ 47 juta menjadi US$ 56 juta. Dan, ketika Jepang mengurangi impor minyaknya dari Indonesia dengan 16%, AS justru menambah impor minyaknya dengan 33%, menjadi 5,6 juta ton, antara semester kedua 1982 dan semester pertama 1983. Bagian minyak yang dibeli AS naik dari 15% tahun lalu menjadi 21% tahun ini. Yang paling menarik adalah ekspor komoditi baru ke AS, seperti barang-baran elektronik dan tekstil. Menurut laporan bagian ekonomi kedutaan besar AS di Jakarta, pada 1982, yang merupakan tahun sulit, ekspor tekstil Indonesia ke AS naik 66%. dan ekspor barang elektronik naik 51%. Sayangnya, kebangkitan si Jumbo AS itu tak bisa menolong banyak pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tahun ini diperkirakan paling banyak akan mencapai sekitar 2%, dihitung dari harga konstan tahun 1973. Sedangkan tetangganya, Singapura, yang tadinya memperkirakan ekonommya akan tumbuh dengan 5%, nyatanya, bisa mencapal 7% karena barang-baranto industrinya memang banyak yang mengalir ke Amerika.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus