Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Siapa Tokoh di Balik Koin Rupiah 500? Berikut Informasinya

Koin Rp500 adalah salah satu uang logam untuk bertransaksi. Tapi, tahukah Anda siapa tokoh dibalik koin rupiah 500 inii? Berikut informasinya.

20 Oktober 2023 | 11.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Uang koin Rp500 bergambar Letjen TNI T. B. Simatupang. TEMPO/Nufus Nita Hidayati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Di balik keindahan seni pada mata uang koin Rupiah 500, terdapat sebuah cerita yang menggambarkan perjuangan dan pengabdian pahlawan terhadap bangsa dan negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu tokoh bersejarah yang diabadikan di mata uang koin ini adalah Letjen TNI T. B. Simatupang. Simak penjelasan berikut untuk mengenal lebih dekat tentang tokoh di balik koin rupiah 500 serta peranannya dalam sejarah Indonesia.

Siapa Tokoh yang Dibalik Koin Rupiah 500?

Letjen TNI Tahi Bonar Simatupang, yang lebih dikenal dengan nama T. B. Simatupang, adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dan perwira militer yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah perjuangan bangsa. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia lahir pada tanggal 28 Januari 1920 di Dairi, Sumatera Utara. Sejak muda, Simatupang telah menunjukkan bakat kepemimpinan dan semangat patriotisme yang tinggi.

Nama Tahi Bonar Simatupang sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia, terutama di wilayah DKI Jakarta. Salah satu alasan utamanya adalah banyaknya jalan yang mengambil nama Simatupang di berbagai lokasi di Indonesia, termasuk di Jakarta Selatan.

Simatupang adalah salah satu tokoh kunci dalam perancangan dasar-dasar kemiliteran Indonesia. Awal kariernya dalam militer dimulai ketika ia bergabung dengan Koninklijke Militaire Academie (KMA) Bandung pada tahun 1940.

T.B. Simatupang terkenal menguasai organisasi dan manajemen militer

Setelah menjalani dua tahun pendidikan di sana, ia berhasil lulus sebagai seorang perwira muda yang berbakat.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Tahi Bonar Simatupang bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

T.B. Simatupang terkenal memiliki pemahaman mendalam tentang organisasi dan manajemen militer, sebuah bidang yang belum banyak dikuasai oleh perwira militer pada masa itu.

Simatupang turut serta dalam perjuangan gerilya bersama dengan Panglima Besar TNI Jenderal Sudirman dalam melawan pasukan Belanda.

Selama masa perang tersebut, Simatupang diangkat menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Perang (WKSAP) Republik Indonesia pada periode 1948 hingga 1949.

Dalam posisi ini, ia mewakili TNI dalam delegasi Republik Indonesia yang menghadiri Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda.

Tahi Bonar Simatupang sebagai Kepala Staf Angkatan Perang Republik Indonesia 

Menurut catatan dari buku "Indonesian Heroes Encyclopedia" karya Ari Wijayanti (2020: 80), pada tahun 1953, Presiden Soekarno menunjuk Letnan Jenderal Tahi Bonar Simatupang sebagai Kepala Staf Angkatan Perang Republik Indonesia (KASAP).

Jabatan KSAP ini memiliki peran penting dalam mengawasi pertahanan nasional dan berada di atas Kepala Staf Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, serta di bawah tanggung jawab Menteri Pertahanan.

Pada tanggal 1 Januari 1990, Tahi Bonar Simatupang meninggal dunia di Jakarta karena sakit. Ia dimakamkan dengan penuh penghormatan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Berkat dedikasinya yang besar untuk bangsa, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan gelar pahlawan nasional kepada T.B. Simatupang pada tahun 2013 melalui Keputusan Presiden RI Nomor 68 Tahun 2013.

Penghargaan ini menjadi pengakuan resmi atas jasa dan kontribusinya yang luar biasa dalam sejarah Indonesia.

Maka, tak heran bahwa Letjen TNI T. B. Simatupang diabadikan dalam koin Rupiah 500 sebagai penghormatan atas perannya yang besar dalam perjuangan bangsa ini. 

Setiap kali melihat koin tersebut, masyarakat Indonesia diingatkan akan pentingnya perjuangan untuk meraih dan mempertahankan kemerdekaan, serta pengabdian yang tulus kepada negara dan rakyat. 

Semoga warisan T. B. Simatupang terus menginspirasi generasi-generasi mendatang untuk mencintai dan berjuang untuk Indonesia yang lebih baik.

RISMA KHOLIQ

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus