Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Smartfren Rugi Rp 1,29 Triliun di Tengah Rencana Merger dengan XL Axiata

Smartfren mencatatkan beban penggunaan frekuensi Rp 1,94 triliun pada 2024.

11 Februari 2025 | 18.28 WIB

Berikut ini cara cek nomor Smartfren terbaru 2023. Foto: Canva
Perbesar
Berikut ini cara cek nomor Smartfren terbaru 2023. Foto: Canva

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mencatatkan kerugian tahun berjalan Rp 1,29 triliun pada 2024. Jumlah itu meroket dari rugi bersih pada 2023 yang hanya sebesar Rp 108,92 miliar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dalam laporan keuangan teraudit Smartfren yang diunggah di keterbukaan informasi dalam situs Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin malam, 10 Februari 2025, kerugian perusahaan diakibatkan beban usaha yang meningkat dari Rp 11,11 triliun pada 2023 menjadi Rp 11,72 triliun di 2024. Beban usaha ini meliputi penyusutan dan amortisasi, operasi dan jasa telekomunikasi, penjualan dan pemasaran, gaji karyawan, dan operasional lainnya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dari sisi beban usaha, Smartfren mencatatkan beban penggunaan frekuensi Rp 1,94 triliun pada 2024 atau meningkat dari 2023 sebesar Rp 1,9 triliun. Meski demikian, beban usaha untuk gaji karyawan justru menurun dari Rp 509 miliar pada 2023 menjadi Rp 471 miliar di 2024. Beban bunga pun juga turut meningkat dari Rp 1,27 triliun menjadi Rp1,31 triliun 2024.

Sementara itu, Smartfren mencatat pendapatan sebesar Rp11,41 triliun pada 2024. Jumlah ini turun dari 2023 yang mencatatkan pendapatan sebesar Rp 11,65 triliun. Penurunan pendapatan itu tercatat dari jasa telekomunikasi data yang hanya Rp 9,90 triliun, padahal di tahun sebelumnya sebesar Rp 10,18 triliun. 

Selain itu, penurunan pendapatan juga terjadi di jasa interkoneksi. Pada 2024, Smartfren mencatatkan pendapatan Rp 397 miliar, sedangkan di 2024 hanya Rp 259 miliar. Sementara itu, pendapatan di non-data justru meningkat dari Rp 291 miliar pada 2023 menjadi Rp 429 miliar di 2024.  

Pada 11 Desember 2024, Smartfren mengumumkan rencana merger dengan XL Axiata. Penggabungan usaha ini mencatatkan nilai transaksi mencapai Rp 104 triliun atau sekitar USD 6,5 miliar. Namun, rencana itu belum sempurna karena ada kreditur yang keberatan dengan aksi korporasi ini. 

Manajemen XL Axiata mengatakan perusahannya telah berkoordinasi dengan kreditur yang keberatan dengan merger ini. “Agar keberatan dapat segera diselesaikan sebelum RUPS untuk menyetujui penggabungan agar tidak memberikan dampak terhadap pelaksaaan proses penggabungan usaha,” kata manajemen XL Axiata dalam keterbukaan informasi di situs Bursa Efek Indonesia, dikutip Selasa, 4 Februari 2025. 

Adil Al Hasan

Adil Al Hasan

Bergabung dengan Tempo sejak 2023 dan sehari-hari meliput isu ekonomi. Fellow beberapa program termasuk Jurnalisme Data AJI Indonesia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus