Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Jumlah korban jiwa kebakaran smelter ITSS mencapai 19 orang.
Para teknisi terpapar api setelah lelehan terak panas keluar dari tungku yang bocor.
Pemerintah menyelidiki kecelakaan kerja ITSS dengan pendekatan pidana umum.
KEBAKARAN di pabrik peleburan dan pengolahan atau smelter nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel atau ITSS menelan banyak korban. Tercatat 59 pegawai menjadi korban, sebanyak 19 di antaranya meninggal karena terpanggang dan kesulitan bernapas. Satu yang selamat dan kini sedang menjalani perawatan adalah Fatriansyah, petugas yang menyaksikan langsung insiden tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo memperoleh kisah Fatriansyah alias Rian dari Andi Hamka, Wakil Ketua Bidang Advokasi Dewan Pimpinan Serikat Pekerja Nasional (SPN) Cabang Morowali. Pada 27 Desember 2023, Hamka dan beberapa anggota SPN mendapat cerita tersebut setelah menengok Rian yang sempat mengalami kesulitan bernapas. "Sekarang akan dirujuk ke Makassar,” kata Hamka kepada Tempo. Berikut ini penuturannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
•••
WAKTU kerja tersisa satu setengah jam ketika Fatriansyah alias Rian dan kawan-kawan mulai memperbaiki kebocoran tungku nomor 41 Departemen Ferosilikon di smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS). Saat itu, Ahad, 24 Desember 2023, jarum jam menunjukkan pukul 05.30 Wita.
Rian, yang saat itu kebagian jadwal kerja malam, sudah bekerja sejak Sabtu, 23 Desember, di smelter ITSS yang berlokasi di Kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah. Di kawasan industri pengolahan nikel tersebut, hampir semua smelter beroperasi selama 24 jam, nonstop. Sama seperti industri pengolahan tambang lain yang bekerja tanpa henti untuk memastikan panas tungku pelebur bijih nikel stabil. Pabrik dijalankan oleh tiga regu pekerja yang masing-masing bertugas selama delapan jam sehari.
Aktivitas karyawan pasca kecelakaan kerja di pabrik ferrosilikon PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel yang berada di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park, Morowali, Sulawesi Tengah, 24 Desember 2023. Dok.IMIP
Tungku nomor 41 sebetulnya sudah dihentikan operasinya sejak tiga hari sebelumnya atau pada Kamis, 21 Desember. Tungku dimatikan karena ada indikasi kebocoran. Setelah terak atau material sisa pengolahan nikel yang menempel di tungku itu mendingin, Rian dan beberapa rekannya mendapat perintah mengelas bagian yang bocor pada Ahad subuh. Di sinilah permulaan peristiwa nahas itu terjadi.
Ketika proses pelubangan pelat tungku dan pengelasan mulai berjalan, uap panas menguar disertai lelehan cairan merah dari tungku. Melihat kondisi itu, Rian memilih menjauh dan membelakangi bejana baja raksasa tersebut. Sekitar pukul 06.11 Wita, terjadi ledakan dahsyat yang mengempaskan dan membakar seisi ruangan. Rian dan beberapa rekannya terkapar. Satu ruangan langsung gelap tertutup debu dan asap.
Di tengah kegelapan, Rian terus beristigfar. Dia mengaku sempat mendengar raungan orang-orang yang kesakitan. Sembari menahan sesak, Rian mencari jalan selamat. Beruntung dia bisa keluar dari lokasi kebakaran. Tapi 19 rekannya bernasib lain. Sebagian wafat terpanggang, yang lain meninggal akibat sesak napas. Data terakhir yang diperoleh Tempo menyebutkan 11 korban adalah pekerja Indonesia dan delapan lainnya berasal dari Cina.
Salah satu korban meninggal dalam musibah itu adalah La Ode Abdul Mursalim, 26 tahun. “(Almarhum) sepupu saya,” ujar Laode Muhammad Syarif, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi 2015-2019, kepada Tempo pada 26 Desember atau dua hari selepas peristiwa nahas itu. Menurut Syarif, Mursalim berasal dari Walengkabola, sebuah kampung di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Setelah meraih gelar sarjana ekonomi dari sebuah kampus di Makassar, Mursalim bekerja di smelter Morowali. “Ini pekerjaan pertama dia setelah lulus kuliah,” tutur Syarif.
Menurut Syarif, belum genap setahun bekerja di Morowali, Mursalim sudah buru-buru pulang kampung. Berniat mengadu nasib dan mencari nafkah di industri smelter yang tengah berkembang, Mursalim malah pulang tinggal nama. Syarif mengatakan para famili di Kampung Walengkabola sempat menyebutkan ITSS menawarkan kompensasi untuk Mursalim sebesar Rp 176,4 juta plus Rp 10 juta sebagai uang pemakaman.
Uang ini sebetulnya bukan santunan perusahaan, melainkan santunan kematian dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja atau BPJS Ketenagakerjaan. Belakangan, kata Syarif, jumlah kompensasi yang diterima ahli waris Mursalim naik menjadi Rp 600 juta. “Ini mungkin hanya tiga bulan gaji eksekutif IMIP. Jika usia produktif Mursalim sampai 60 tahun, berapa (santunan) yang adil buat korban?” ucapnya.
Deputi Bidang Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto bersama PJ Bupati Morowali Rachmansyah Ismail, Dandim 1311/Morowali Letkol Inf Alzaki, Kapolres Morowali AKBP Suprianto dan jajaran Forkopimda Morowali, serta manajemen PT Indonesia Morowali Industrial Park meninjau langsung lokasi kecelakaan kerja yang terjadi di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel. Antara/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengatakan santunan untuk ahli waris korban jiwa sebesar 48 kali upah yang dilaporkan plus biaya pemakaman Rp 10 juta dan santunan berkala yang dibayarkan sekaligus sebesar Rp 12 juta. Jika korban punya anak, ada tambahan beasiswa untuk dua anak dari jenjang sekolah dasar sampai kuliah, maksimal Rp 174 juta. “Kami menyadari sebesar apa pun manfaat yang kami berikan tidak akan mengembalikan kehadiran orang yang dicintai. Tapi ini bentuk negara hadir," ujarnya pada 27 Desember 2023.
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto mengatakan pemerintah meminta ITSS menambah nilai santunan kepada korban, di luar dana yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan. “Ini tidak bisa diselesaikan dengan biasa-biasa saja. Korbannya banyak. Tsingshan berjanji memberi beasiswa sampai kuliah bagi anak-anak korban meninggal,” kata Seto. “Masalah pekerja yang luka dan trauma kerja juga harus diselesaikan dengan layak. Kalau mau pensiun dini, selesaikan dengan baik,” dia menambahkan.
Kebakaran smelter ITSS menjadi perhatian Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi. Sebab, investasi yang dikucurkan Tsingshan Holding Group Company Ltd selaku induk perusahaan ITSS cukup besar. “Ini modalnya besar sekali. Siapa lagi yang harus mengawal kalau bukan kami?” tutur Seto.
Menurut dia, sejak terjadi insiden kecelakaan kerja ini, tim Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi mengkoordinasikan penanganan korban hingga pengusutan kejadian. Seto pun mengunjungi lokasi kejadian pada 27 Desember dan menggelar rapat bersama sejumlah kementerian dan lembaga negara pada 29 Desember 2023.
Rapat secara virtual itu dipimpin oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, yang sebetulnya sedang cuti di Bali. Menurut Seto, sejumlah pejabat hadir dalam rapat itu, seperti Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dan Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Inspektur Jenderal Agus Nugroho.
Dalam pertemuan secara online selama satu jam, Luhut memimpin pembahasan indikasi awal penyebab kebakaran. Pada akhir pembicaraan, para peserta rapat menyepakati pengusutan perkara oleh polisi dengan memakai pasal-pasal pidana umum.
Pendekatan itu berbeda dengan yang selama ini terjadi, yakni penanganan kasus keselamatan dan kesehatan kerja memakai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dengan sanksi penjara tiga bulan atau denda maksimal Rp 100 ribu. “Nanti penyidik pegawai negeri sipil Kementerian Ketenagakerjaan akan ikut membantu,” ujar Seto, yang saat itu mendampingi Luhut. Sedangkan Ida Fauziyah tak kunjung menjawab ketika dimintai tanggapan tentang kesepakatan dalam rapat tersebut.
•••
SEPEKAN setelah kebakaran maut di smelter Indonesia Tsingshan Stainless Steel, pihak yang berwenang belum merinci asal muasal api yang menewaskan belasan pekerja itu. Namun kesaksian para karyawan, serikat pekerja, dan temuan awal investigasi pengawas ketenagakerjaan memberi petunjuk tentang apa yang terjadi pada Ahad pagi itu.
Hasil investigasi awal pengawas ketenagakerjaan pada Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Tengah yang dirilis pada 26 Desember 2023 menyebutkan ITSS pada awalnya menghentikan operasi tungku 41 sejak 21 Desember pukul 04.00 Wita. Penyebabnya adalah indikasi kebocoran. Sejumlah alat dan material untuk memperbaiki tungku langsung disiagakan di sekitar lokasi saat itu juga.
Saat tungku dimatikan, terak besi olahan bijih nikel masih berada di dalam furnace atau tanur. Tungku kemudian didiamkan tiga hari menunggu terak itu dingin. Menurut pengawas ketenagakerjaan, pendinginan terak membutuhkan waktu lama karena tungku sebelumnya beroperasi pada suhu 1.200-1.600 derajat Celsius. Tapi, setelah tiga hari tungku didiamkan dan merasa terak telah cukup dingin, manajemen ITSS memutuskan mengelas kebocoran pada 24 Desember.
“Ini sudah sesuai dengan prosedur pengoperasian. Tungku sudah dihentikan operasionalnya selama lebih dari 48 jam dan suhu cangkang tungku lebih rendah dari 100 derajat Celsius,” kata Dedy Kurniawan, Media Relations Head IMIP, pada 30 Desember 2023.
Namun kesaksian berbeda datang dari serikat pekerja. Menurut Andi Hamka, Wakil Ketua Bidang Advokasi Serikat Pekerja Nasional Cabang Morowali, biasanya tungku didiamkan selama seminggu agar terak di dalamnya benar-benar dingin dan aman untuk digarap. Hal ini berkaca pada pengalaman Andi yang pernah bekerja di bagian kelistrikan tanur di Morowali. Pernyataan Hamka didukung kesaksian Rian, pekerja yang melihat terak di dalam tungku masih mendidih dan mengeluarkan uap panas ketika para teknisi mulai bekerja untuk menambal kebocoran. Dalam rekaman kamera pengawas terlihat lelehan terak yang jatuh dari tungku berwarna merah menyala.
Berdasarkan kesaksian para pekerja, kata Hamka, perintah penambalan tungku yang bocor itu datang dari manajer Departemen Ferosilikon ITSS. "Itu pun dipercepat pengerjaannya," tutur Hamka. Posisi penyelia dan foreman perawatan tungku, menurut dia, dijabat oleh tenaga kerja asal Cina. Andi pun mengomentari hal ini. “Kadang cara kerja mereka ini dipertanyakan. Posisi tungku masih panas seharusnya didinginkan dulu,” ujarnya.
Pengerjaan yang diduga serba cepat ini membuka persoalan mengenai iklim kerja di kawasan industri IMIP. Menurut Hamka, jam kerja karyawan diduga tidak sehat. Indikasinya, pabrik beroperasi selama 24 jam dan dijalankan oleh tiga regu dengan durasi kerja masing-masing delapan jam sehari. Setiap regu kebagian sif kerja selama enam hari beruntun. Saat tungku 41 terbakar, yang bertugas memperbaiki kebocoran adalah regu malam. “Faktor kelelahannya tinggi. Sudah kami sampaikan agar jam kerja jangan terlalu panjang, teman-teman tidak sanggup masuk malam terus selama enam hari beruntun,” kata Hamka.
Tidak hanya memprotes pengaturan jam kerja yang memicu kelelahan, pekerja juga menyayangkan penggunaan seragam yang kerap tidak memenuhi standar. Saat tungku 41 terbakar, menurut Wakil Ketua Serikat Pekerja Sulawesi Mining Investment Pabrik Asfar, pakaian pekerja hanya seragam biasa, bukan baju khusus yang tahan api dan panas. Ini yang membuat karyawan di sekitar tungku tak punya alat perlindungan dan tewas terpanggang. “Pakaiannya sama seperti wearpack sopir atau koki, semuanya sama,” tuturnya pada 27 Desember 2023.
Wakil ketua Serikat Pekerja Sulawesi Mining Investment Pabrik (SP-SMIP), Asfar (kanan) bersama sejumlah perwakilan serikat buruh pada kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park memberi keterangan pada wartawan terkait insiden kecelakaan kerja di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, 27 Desember 2023. Antara/Mohamad Hamzah
Kesaksian pekerja yang selamat dan investigasi awal menjelaskan bagaimana perawatan tungku dilakukan serba lekas. Pekerja memotong pelat baja tungku yang bocor dengan ukuran masing-masing 1 meter persegi. Ada beberapa titik yang bocor sehingga mereka membuat sejumlah lubang berbentuk persegi yang akan ditambal. Niatnya, lubang itu ditambal dengan pelat baja baru yang dilas.
Menurut Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto, semestinya pemotongan pelat baja dan penambalan dilakukan satu per satu untuk setiap titik kebocoran. Namun dalam kejadian nahas di ITSS, para teknisi diduga memotong pelat secara sekaligus di beberapa titik. Pemotongan sekaligus ini yang ditengarai memicu dinding bata bagian dalam tungku ambrol karena tak kuat menahan tekanan terak yang tersisa di sana. Terak panas itu kemudian meluber. “Kalau dipotong satu-satu, seharusnya tidak ada kejadian seperti itu,” kata Seto.
Informasi lain yang mengemuka adalah sulitnya para pengawas ketenagakerjaan pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Tengah untuk memeriksa perusahaan-perusahaan yang beroperasi di IMIP. Menurut seorang pejabat, mereka seharusnya mendapat jalan untuk memeriksa kesesuaian standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di kompleks smelter nikel terbesar di Indonesia itu. Termasuk untuk pengawasan K3 secara periodik ataupun insidental. Soal ini, Seto membantah. “Bukan tidak boleh masuk, tapi berbelit-belit. Terus terang kami sudah memperingatkan mereka (IMIP).”
Adanya pekerja asing yang memegang posisi penyelia dan foreman diakui oleh Media Relations Head IMIP Dedy Kurniawan. Tapi dia membantah jika perawatan tungku 41 disebut dilakukan serba cepat. Menurut Dedy, pemeliharaan tersebut sudah sesuai dengan jadwal. “Untuk melakukan proses pemeliharaan tungku yang terencana, diperlukan persetujuan dari pimpinan dan prosedur pengoperasian,” ujarnya. Ihwal kronologi kejadian, termasuk kebocoran tungku dan melubernya terak, Dedy enggan menjawab. “Masih dalam penyelidikan."
Sedangkan pembagian jam kerja, menurut Dedy, sudah sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan. Dengan pertimbangan efektivitas kerja dan waktu istirahat, dia mengungkapkan, setiap pekan karyawan mendapat jatah satu hari libur. Perusahaan juga memberikan tunjangan bagi karyawan yang bekerja malam. Selain menyediakan jatah cuti tahunan, perusahaan memberikan cuti kunjungan keluarga selama 12 hari bagi karyawan yang telah bekerja terus-menerus selama tiga-lima bulan, sesuai dengan jabatan masing-masing. “Perusahaan juga memberikan tunjangan cuti,” ucapnya.
Dedy menambahkan, karyawan yang bekerja di bagian tungku sebetulnya sudah menggunakan pakaian tahan api dan panas. Sedangkan pekerja produksi selain di tungku menggunakan seragam yang sama dengan karyawan biasa. Perihal pakaian yang digunakan pekerja saat terjadi kebakaran tungku 41, Dedy hanya menjawab, “Aktual saat musibah terjadi, pekerja yang melakukan perbaikan tungku adalah karyawan mekanik tungku.”
Meski begitu, Dedy menegaskan bahwa ITSS merupakan perusahaan di bawah pengawasan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Ketenagakerjaan yang telah menerapkan persyaratan K3 dalam manajemen produksi. ITSS, kata dia, telah memiliki sertifikat ISO 45001 atau Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada 2018. “Perusahaan menerapkan standar K3 sesuai dengan persyaratan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Ketenagakerjaan,” tuturnya.
Yang jelas, setelah menggelar rapat lintas kementerian, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta investigasi berjalan selama dua pekan ke depan untuk membuktikan indikasi pelanggaran standar dan prosedur operasi. "Siapa pun yang melanggar akan dihadapkan pada hukum,” kata Luhut.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Pagi Jentaka di Tungku 41"