Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Potensi Berlimpah Xurya Indonesia

Indonesia memiliki potensi energi surya yang berlimpah. Namun pemanfaatannya membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Melihat persoalan tersebut, start-up Xurya Daya Indonesia menawarkan solusi berupa jasa sewa PLTS atap yang terhubung dengan jaringan PLN.

5 Februari 2022 | 00.00 WIB

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap Xurya di Plaza Indonesia. Dok. Xurya
Perbesar
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap Xurya di Plaza Indonesia. Dok. Xurya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ringkasan Berita

  • Pemanfaatan energi surya membutuhkan biaya investasi yang besar.

  • Start-up Xurya Daya Indonesia menawarkan solusi jasa sewa PLTS atap.

  • Memperoleh pendanaan sebesar Rp 309,4 miliar dari sejumlah investor.

JAKARTA – Gembar-gembor transisi dari energi fosil ke energi terbarukan menjadi angin segar buat PT Xurya Daya Indonesia. Perusahaan rintisan yang didirikan Eka Himawan dan Edwin Widjonarko ini mendapat kucuran dana hingga US$ 21,5 juta atau sekitar Rp 309,4 miliar pada 12 Januari lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Pendanaan seri A tersebut datang dari sejumlah investor, seperti East Ventures, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, Schneider Electric, dan New Energy Nexus Indonesia. Eka, yang kini menjabat managing director, menyatakan dana tersebut bakal digunakan untuk melanjutkan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap yang tumbuh pesat. Sepanjang 2021, jumlahnya meningkat tiga kali lipat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menengok kembali ke 2018, Eka dan Edwin mendirikan Xurya dengan harapan bisa mempercepat pemanfaatan energi terbarukan, khususnya surya, yang berlimpah di dalam negeri. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat Indonesia memiliki potensi energi surya hingga 200 gigawatt. “Kenapa PTLS atap? Karena paling mudah dan paling murah,” kata Vice President Marketing Xurya Daya Indonesia, George Hadi Santoso, kepada Tempo, kemarin.

Pendiri Xurya Daya Indonesia, Edwin Widjonarko (kiri) dan Eka Himawan. Dok. Xurya

Namun, di lapangan, ceritanya tak semudah dan semurah yang dibayangkan. Instalasi PLTS atap membutuhkan investasi besar. Bahkan sekelas perusahaan pun kesulitan menyisihkan modal.

Untuk itu, Xurya menawarkan jasa sewa pembangkit atap yang terhubung dengan jaringan PT PLN (Persero) khusus bagi pelaku industri dan komersial. Pangsa pasar ini dipilih karena kebutuhan listriknya yang besar. Dengan begitu, tujuan percepatan pemanfaatan PLTS atap bisa tercapai serta dampaknya ke pengurangan emisi lebih besar.

Tidak hanya memiliki jasa sewa pengadaan alat, Xurya juga melengkapi layanannya dengan jasa pemasangan hingga perawatan. Xurya bekerja sama dengan 20 kontraktor engineering procurement construction untuk pengadaan pembangkit.

Dengan sistem tersebut, George menyatakan, pelanggan tidak perlu mengeluarkan investasi di depan dan bisa membayar bulanan untuk menikmati listrik bersih. “Kalau dihitung-hitung, lebih murah dari tarif listrik yang dipakai saat ini, sehingga perusahaan bisa melakukan efisiensi,” ujarnya.

Hingga saat ini, Xurya telah memasang PLTS di atas atap 60 perusahaan di seluruh Indonesia. Sektor bisnis para pelanggannya bermacam-macam, dari pabrik makanan dan minuman, pabrik keramik, pusat belanja, hingga hotel. Setidaknya ada 40 perusahaan lain yang akan menjadi pelanggan pada tahun ini.

Xurya optimistis pembangunan PLTS atap bisa tumbuh tiga kali lipat lagi pada tahun ini. George menyatakan potensi pengembangannya masih besar. Kementerian Energi menargetkan penambahan kapasitas PLTS atap hingga 3.614,9 megawatt pada 2025. Namun, George mengimbuhkan, keberhasilan pengembangan pembangkit atap sangat bergantung pada edukasi karena masih banyak perusahaan yang belum mengetahui seluk-beluk PLTS atap.

Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap Xurya di PT Pan Brothers Tbk. Dok. Xurya

Ke depan, Xurya berencana masuk ke segmen perumahan. Namun skema yang ditawarkan bukan sewa, melainkan cicilan tetap. George yakin pasar di segmen ini tak kalah besar. Terlebih setelah pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 26 Tahun 2021 tentang PLTS Atap yang Terhubung pada Jaringan Tenaga Listrik Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum. Dalam aturan tersebut, PLN wajib menyerap 100 persen ekspor listrik dari PLTS atap.

Perusahaan tengah mempersiapkan ekspansi tersebut. “Untuk melayani segmen rumah tangga, dibutuhkan lebih banyak upaya pemasaran,” ujar George.

Sembari bersiap melebarkan sayap, Xurya berinvestasi pada pengembangan teknologi dan sumber daya manusia menggunakan modal yang sudah dikantongi. Perusahaan bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan, seperti politeknik dan sekolah kejuruan, untuk menciptakan tenaga kerja yang terampil dalam bidang PLTS atap.

VINDRY FLORENTIN
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Vindry Florentin

Vindry Florentin

Lulus dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran tahun 2015 dan bergabung dengan Tempo di tahun yang sama. Kini meliput isu seputar ekonomi dan bisnis. Salah satu host siniar Jelasin Dong! di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus