Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai perluasan akses layanan sumber air minum layak dan berkelanjutan dalam beberapa tahun terakhir sudah meningkat luar biasa. Hal tersebut terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BPS mencatat, pada 2017, baru 62,75 persen masyarakat yang mendapatkan akses layanan sumber air minum. Lalu pada 2018, angkanya naik menjadi 65,28 persen dan pada 2019, kembali naik menjadi 84,91 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Namun tidak berarti kita puas," kata Sri Mulyani dalam dalam acara penandatanganan perjanjian Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jatiluhur I di Jakarta, Jumat, 19 Februari 2021.
Sebab artinya, kata dia, masih ada 15 persen masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan akses layanan air minum layak dan berkelanjutan. Sehingga, salah satu upaya pemerintah adalah membangun SPAM Jatiluhur I ini.
Dalam acara ini, perjanjian KPBU resmi diteken. Sehingga, kontraktor pelaksana PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur akan memulai proses konstruksi pada Agustus 2021. SPAM ini akan memproduksi air minum 4.750 liter per detik untuk 475 ribu rumah tangga.
Rinciannya yaitu Jakarta 4000 liter per detik, Kabupaten Karawang 350 liter, Kota Bekasi 300 liter, dan Kabupaten Bekasi 100 liter. Keempat wilayah akan mulai dapat pasokan air minum baru setelah proyek selesai pada Februari 2024.
Data-data BPS ini disampaikan langsung Sri Mulyani kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, yang ikut hadir dalam acara ini. "Pak Basuki tahu betul, sejak jadi Menteri Keuangan lagi, saya termasuk yang terus menerus sering menanyakan masalah sanitasi dan air bersih," kata dia.
Sri Mulyani pun mengatakan dirinya tidak akan berhenti mendorong Basuki meningkatkan infrastruktur air bersih ini. Sebab, kata dia, ini adalah komponen dasar yang menyangkut kualitas kehidupan banyak rumah tangga.