Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Sri Mulyani Cerita Tahun Ini Sangat Berat, Pertumbuhan Penerimaan Pajak Negatif

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan pertumbuhan penerimaan pajak tercatat negatif sebesar 0,4 persen

13 November 2024 | 16.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menceritakan tahun ini merupakan tahun yang sangat berat bagi dirinya sebagai Menteri Keuangan. Salah satu penyebabnya adalah pertumbuhan penerimaan pajak yang menurutnya masih ada di level negatif. Pertumbuhan penerimaan pajak tercatat sebesar 0,4 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Tahun ini memang tahun yang sangat berat dengan pertumbuhan pajak kita negatif,” ucap Sri Mulyani dalam agenda rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu, 11 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hingga saat ini, realisasi pajak yang diterima oleh negara hingga 31 Oktober 2024 mencapai angka Rp 1.517,5 triliun. Angka tersebut, kata Sri Mulyani, masih belum mencapai target penerimaan pajak yang ditargetkan sebesar Rp 1.818,2 triliun.

“Ini artinya 76,3 persen dari target (penerimaan pajak),” kata Sri Mulyani.

Pada tahun 2023 lalu, pertumbuhan penerimaan pajak berada di level 5,3 persen. Ini menunjukkan, laju pertumbuhan penerimaan pajak turun sekitar 4,9 persen. Selain itu, laju pertumbuhan penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai juga turun dari 13,6 persen di tahun 2023 menjadi 4,9 persen di tahun 2024.

Sementara itu, belanja negara di tahun ini justru melonjak. Hingga 31 Oktober 2024, belanja negara sudah mencapai Rp 2.556,7 triliun. Bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023 lalu, belanja negara hanya menghabiskan Rp 2.240,8 triliun. Lonjakan belanja negara sendiri paling banyak berasal dari belanja kementerian atau lembaga (K/L).

“76,9 persen dari total (anggaran) belanja negara tahun ini yaitu sebesar 3.325 triliun sudah terbelanjakan,” ucap mantan Direktur Bank Dunia tersebut.

Sri Mulyani juga mengatakan, posisi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) pada saat ini ada dalam posisi yang defisit. Hal ini dilihat dari postur total APBN yang defisit sekitar Rp 309,2 triliun. Namun Sri Mulyani menilai, kondisi ini masih cukup baik.

“(Defisit) ini masih relatif sesuai atau on track,” ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus