Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Surat pendengarnya tetap banyak

Pendengar siaran radio australia cukup banyak, untuk menjangkau pendengarnya, pemancar utama di darwin akan diperbaiki. di indonesia diperkirakan 1,5 juta pendengar.

28 Februari 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NUIM Khaiyath, penyiar Radio Australia (RA), suka berteriak dalam acara Pagi Gembira. Itu gayanya. Tapi bila cuaca buruk, teriakannya terdengar timbul tenggelam. Mungkin suaranya akan selalu jelas, kalau pemancar utama RA di kota Darwin Utara selesai diperbaiki tahun depan. Pemancar utama RA di Darwin itu pernah runtuh dilanda angin topan pada 1974. Dengan daya pancar 250 kilowatt siarannya, sebelum bencana itu, tertangkap dengan jernih di seluruh kawasan Asia -- juga di Indonesia. Suatu survei tahun 1975 oleh British Broadcasting Corporation (BBC) menunjukkan bahwa RA merupakan stasiun internasional paling populer di Indonesia. Jumlah pendengarnya di 16 kola utama Jawa dan Sumatera saat itu diperkirakan 1,5 juta. Jumlah pendengar RA di India, menurut survei voice of America (VOA), sekitar 2 juta. Selain menyelenggarakan siaran bahaa Indonesia (9 jam) RA juga mengudara dalam bahasa Inggris, Prancis, Cina, Thai, Vietnam, Jepang dan Neo-Melanisia. Sejak pemancar utamanya lumpuh. RA sebagai media siaran luar negeri Australian Broadcasting Commission (ABC), hanya mengandalkan kekuatan pemancar di kota Shepparton (100 kilowatt) dan Carnarvon (100 kilowatt) untuk mengudarakan siaran bahasa Indonesia. Daya pancarnya terbatas. Hanya pada pukul 06.30 - 07.30 waktu setempat, siaran RA jernih ditangkap di Indonesia. RA harus bersaingan di udara dengan sejumlah stasiun luar negeri yang berdaya pancar rata-rata di atas 500 kilowatt. Untuk menjangkau pendengarnya di Asia, radio Moskow dan Beijing, misalnya, masing-masing menggunakan 60 dan 30 pemancar -- sementara RA punya 3 pemancar saja di negara-bagian Victoria. Tentu saja siaran radio Moskow dan Beijing lebih jernih terdengar. Sudah lama pula 26 karyawan RA seksi Indonesia di Melbourne prihatin memikirkan sejumlah kelemahan tadi. Semuanya berkebangsaan Indonesia kecuali Allan Morris dan Joseph P. Coman. Suasana di seksi itu mirip keadaan suatu kantor di Indonesia -- dengan bau rokok kretek, lukisan batik di dinding dan gambar Garuda di pintu masuk. Pendengar RA di Indonesia kini ditaksir 3 juta. Jumlah pendengar itu diduga akan bertambah bila pemancar utama di Darwin sudah pulih. Untuk perbaikan itu pemerintah Australia menyediakan Austr. $ 10 juta (Rp 7,3 milyar). Dengan pemancar itu kelak, RA juga berambisi menjangkau lebih baik pendengarnya di daratan RRC -- terutama dengan program pelajaran bahasa Inggris. Sementara itu pemerintah Australia di Canberra mendapat tekanan di dalam negeri agar daya pemancar baru di Darwin dilipatgandakan. Sasaran utamanya ialah juga pendengar di Indonesia, tentu saja. Kantor perwakilan RA yang kini berada di kompleks PT IRTI, Jakarta Pusat, Setiap hari menerima rata-rata 600 surat. Sejak wartawan ABC terakhir Warwick Beutler terpaksa meninggalkan Indonesia (18 Juni 190), kantor perwakilan itu kini hanya mengurusi surat pendengar, dan menyalurkan secara gratis buku English from Radio Australia. Jilid I buku itu sudah disalurkannya sebanyak 150 ribu. Kini sedang dicetak 50 ribu lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus