Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Pekanbaru - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti hari ini membagikan lima ton berbagai olahan masakan ikan kepada ribuan santri dan wali santri di Pondok Pesantren Al-Ihsan, Desa Kubang Raya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. "Hari ini kita makan ikan bersama ya, selanjutnya terus kita makan ikan," kata Susi Pudjiastuti yang disambut riuh tepuk tangan jamaah di Kampar, Rabu, 3 Oktober 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Susi Pudjiastuti menuturkan bahwa pemerintah telah berupaya keras mengembalikan produksi ikan nasional. Ratusan kapal ilegal asing yang selama ini menangkap ikan di perairan Indonesia ditangkap. "Tenggelamkan," ujarnya.
Pemerintah, kata Susi Pudjiastuti , berkeinginan mendorong kenaikan konsumsi ikan masyarakat Indonesia, yang saat ini sebesar 35 kilogram perkapita menjadi 45 kilogram perkapita. Angka ini, masih jauh dibawah Jepang yang saat ini mencapai 80 kilogram perkapita. "Saya kampanye ke seluruh Indonesia. Pesantren, sekolah-sekolah supaya kita semua suka makan ikan. Biar kita semua makan ikan," ujarnya.
Lebih jauh, Susi Pudjiastuti mengatakan mengkonsumsi ikan jauh lebih sehat, dibandingkan daging merah. Selain itu, makan ikan juga terbukti jauh lebih hemat. "Ikan ada omega yang meningkatkan kualitas otak kita. Kalau ada anak-anak di (usia) bawah 1.000 hari, makan ikan (sejak bayi), maka akan menjadi juara-juara di sekolah."
Untuk itu, Susi Pudjiastuti menuturkan jangan sampai generasi masa depan Indonesia, yang saat ini surplus demograsi dengan pertumbuhan penduduk dua persen tiap tahun justru kualitas sumber daya manusia (SDM) menurun. "Globalisasi tidak bisa kita cegah. Persaingan makin tajam. Kita bangsa besar. Makanya Bu, dari kecil anak-anak harus makan ikan," tuturnya.