Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Memperingati Hari Mangrove Sedunia 26 Juli 2018, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bersama warga Pulau Pari menanam mangrove bersama, Ahad, 21 Juli 2018. Susi sedikit terkejut dengan kesadaran warga Pulau Pari yang menanam tanaman mangrove.
Baca: Susi Pudjiastuti Disebut Kandidat Cawapres Jokowi: Kata Siapa?
"Saya agak surprise kesadaran masyarakat tentang mangrove ini besar sekali," kata dia di Pulau Pari, Jakarta Utara, Ahad, 21 Juli 2018.
Namun, menurut Susi, warga Pulau Pari belum melakukan kanalisasi saat menanam mangrove. Susi menjelaskan pembuatan kanal tersebut dimaksudkan agar mangrove tak kekurangan air.
Simak: Susi Pudjiastuti Buka Cerita 'Diminta jadi ModeI Iklan' Paket C
"Sudah saya anjurkan untuk buat kanal-kanal, belak belok agar airnya merata. Bakaunya nanti kurang air, mati lama-lama. Karena saya lihat pulaunya naik dan tidak tenggelam," kata dia.
Ia mengatakan saat ini banyak tanaman mangrove yang rusak akibat banyaknya pembangunan di pesisir. Ia menilai kesadaran masyarakat akan pentingnya tanaman mangrove untuk ekosistem pesisir masih kurang. Padahal, kata Susi, tanaman mangrove bisa digunakan untuk menahan abrasi.
"Seperti banyak di pulau-pulau Batam itu karena banyak pembangunan, banyak orang bikin pelabuhan dan banyak orang bikin bangunan di pinggir pesisir. Bakaunya dihabiskan," kata dia.
Susi menjelaskan mangrove bisa menjadi habitat ikan sekaligus antipolusi logam dan zat kimia. Karena itu, ia menekankan pentingnya penguatan kesadaran akan hal ini.
Susi Pudjiastuti menilai sebagian masyarakat sudah memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya mangrove. "Tapi yang belum tahu dianggap pohon biasa. Mau bangun pinggir pantai, tebang. Seharusnya tidak begitu. Pohon bakaunya tidak boleh ditebang," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini