Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

T V Berwarna, Kamrad !

Pemerintah RRC mulai memutuskan untuk mengimpor hasil industri ringan & barang-barang konsumsi dalam negeri seperti: TV, arloji, kamera & barang konsumsi mewah lainnya dari negara-negara kapitalis. (eb)

9 September 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERUBAHAN politik di RRC dengan segera nampak di toserba negeri itu. Jika dulu, di bawah Mao Tse-tung dan para pemimpin radikal yang kini ditahan, setiap gejala "jalan kapitalis" diganyang habis, kini etalase di Peking dan kota-kota lain mempertontonkan kamera Jepang dan Amerika, pencukur jenggot listrik Jerman Barat, alat stereo Jepang dan juga .... TV berwarna -- yang di negeri "kapitalis" seperti Korea Selatan sendiri konon belum boleh dibeli di dalam negeri. "Orang-orang yang datang ke toko-toko itu membelalakkan mata melihat apa yang bisa diperoleh di situ," kata John Kamm, editor The China Economic Times sebagaimana dikutip oleh koran Hongkong South China Morning Post pekan lalu. Bisa dimengerti bila mata membelalak. Sejak kaum komunis berkuasa di tahun 1949, barang-barang konsumsi cuma ditaruh di belakang. Produksi barang industri yang diutamakan. Penduduk cukup memiliki beberapa kebutuhan pokok -- paling mewah mungkin sepeda, pulpen dan arloji -- yang dibikin di dalam negeri. Namun bersamaan dengan kembalinya, dalam bentuk lebih kuat, garis "pragmatis" yang tersohor itu, Wakil Perdana Menteri yang jadi jurubicara soal-soal ekonomi Yu Chiu-li mengumumkan awal Juli yang lalu bahwa pemerintah telah memutuskan untuk mengimpor hasil industri ringan dan barang-barang lain yang dibutuhkan pasaran dalam negeri. Dan memang. Meskipun uang yang dibelanjakan RRC untuk membeli arjoli, pesawat TV dan lain-lain hanya mencapai US$ 69 juta tahun 1977, namun jumlah itu merupakan kenaikan 80% lebih dari angka di tahun 1976. Kenaikan lebih lanjut pun dinantikan dengan harap-harap cemas oleh kalangan bisnis di Swiss (dari mana arloji datang), Jepang, AS dan Jerman Barat serta negeri-negeri kapitalis lainnya. Ramalan John Kamm: di tahun 1978 ini angka buat impor barang konsumen akan mencapai US$ 100 juta. Dan kamera bakal merupakan barang yang akan banyak diimpor nanti. "Klas Baru" Apa latarbelakang perubahan yang bisa membawa RRC (dengan penduduknya yang berjumlah 900 juta) menjadi masyarakat berkonsumsi tingkat tinggi ini? Diduga karena pemerintah Hua ingin memperlihatkan kepada rakyatnya bahwa komitmen mereka cukup serius untuk meningkatkan standar hidup. Juga untuk menyalurkan kelebihan daya beli dari sejumlah anggota masyarakat. Adapun "klas baru" ini terdiri dari orang-orang yang disokong oleh sanak keluarga perantauan. Juga para pejabat tingkat tengah dan tinggi. Tak kurang dari itu, ialah kalangan guru besar, ahli teknik, sarjana dan manajer. Di dalam garis baru pemerintah Hua, kalangan yang terakhir ini akan diperlakukan jauh lebih baik -- karena dibutuhkan buat modernisasi RRC, setelah merasa tertinggal di bawah garis "radikal". Yang menarik adalah cerita tentang TV berwarna itu. Ketika John Kamm bulan April melihat ada TV berwarna diiklankan di pekan raya Kanton, ia mengira tak akan ada yang mau membeli. "Tapi ketika saya kembali 10 hari kemudianj semuanya sudah laku terjual-dari jumlah sebanyak selusin di toko itu." Harga TV berwarna bikinan Jepang ukuran 20 inci adalah HK$ 7.200. Harga tv hitam-putih bikinan Hungaria adalah ZHK$ 3 .240. "Meskipun harganya melambung sekali, pesawat bikinan Jepang itu sangat populer," kata Kamm, "terutama di distrik-distrik tempat banyak orang Cina perantauan tinggal." Menurut statistik perdagangan, RRC tahun lalu mengimpor 5000 TV dari Jepang, dan menurut sumber-sumber yang dikutip Kamm, semuanya terjual habis. Sampai sejauh mana garis ke arah pembebasan barang konsumsi mewah ini akan mempengaruhi kehidupan sosial-politik RRC, masih harus dilihat. Negeri yang pernah jadi contoh kehidupan sederhana serta sama-rata-sama-rasa ini barangkali akan suatu ketika kelak mendengar suara-suara egalitarian kembali. Tapi mungkin rakyat RRC sudah kepingin mencicipi hidup enak, dan menjadikan komunisme mereka komunisme yang lebih mengkilap serta nyaman. Meskipun tempo hari almarhum Mao pernah bilang, memperingatkan: "Revolusi itu bukan sebuah jamuan makan."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus