Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Cita-cita Menguasai Pasar Internet

Telkom akan menggabungkan IndiHome dan Telkomsel untuk mengembangkan layanan Internet ke pelanggan.

8 April 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Telkom satukan layanan Internet seluler dan fixed broadband.

  • IndiHome dan Telkomsel berpeluang tumbuh besar seusai merger.

  • Proses pemisahan IndiHome dari Telkom ditargetkan selesai pada pertengahan 2023.

JAKARTA – IndiHome segera menjadi bagian dari PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel). PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk tengah mengurus pemisahan anak usahanya yang menyediakan layanan Internet rumahan atau fixed broadband tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, menyatakan dua entitas ini perlu digabung untuk memperkuat posisi perusahaan sebagai pemimpin di pasar telekomunikasi digital di Indonesia. Langkah ini bakal membantu perusahaan beroperasi lebih efektif dan efisien. "Baik dari struktur bisnis perusahaan, alokasi modal, maupun biaya operasional," ujarnya dalam keterangan tertulis. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lewat merger Telkomsel dan IndiHome, perusahaan juga bakal menggabungkan jaringan seluler serta broadband (pita lebar) mereka. Biaya perawatan hingga pemasaran bisa ditanggung renteng ke depan. Sementara itu, dari sisi layanan, perusahaan bisa menawarkan kualitas Internet yang kuat dan jangkauan yang makin luas. 

Dengan rata-rata pendapatan operator per pengguna atau average revenue per user (ARPU) fixed broadband yang bisa enam kali lebih tinggi dibanding seluler di Indonesia, Ririek yakin bisnis IndiHome bakal mendongkrak kinerja Telkomsel seusai merger. IndiHome sendiri saat ini menguasai 75,2 persen pangsa pasar Internet rumahan di dalam negeri. Sementara itu, pelanggan Telkomsel hingga akhir 2022 sebanyak 156,8 juta. 

Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara, Arya Sinulingga, menyatakan pertumbuhan pasar fixed broadband bisa menjadi peluang bagi Telkomsel mengembangkan pelanggan. "Saat ini bisnis wireless stagnan," katanya. Sementara itu, di sisi lain, IndiHome bakal terbantu mengembangkan jaringan dengan biaya lebih rendah. Tantangan bisnis IndiHome adalah tingginya ongkos membangun infrastruktur untuk mencapai pelanggan. 

Menurut Arya, aksi korporasi ini juga bakal mengubah fokus bisnis di tubuh Grup Telkom. Dia menyatakan Telkom bakal mengurusi layanan business-to-business (B2B) ke depan. Adapun business-to-commercials (B2C) akan menjadi tanggung jawab Telkomsel.

Petugas melayani pelanggan di pusat pelayanan pelanggan Telkomsel, Jakarta. TEMPO/Imam Sukamto

Founder IndoTelko, Doni Ismanto, mencatat bisnis seluler memang mulai jenuh dengan penetrasi yang tinggi beberapa tahun terakhir. Dengan mengadakan layanan FMC, Telkomsel mendapat peluang baru untuk menambah pendapatan. "Fixed broadband ini penetrasinya masih rendah," ujarnya. Dia menyatakan setidaknya ada 10 juta rumah tangga yang belum menjadi pelanggan layanan Internet rumahan. 

Senada dengan pernyataan Arya, Doni menilai IndiHome bakal terbantu dari sisi modal setelah merger dengan Telkomsel. Sebab, menyediakan kabel hingga ke rumah pelanggan membutuhkan investasi yang besar. "Kalau dia (IndiHome) pakai jaringan seluler, kan jadi cepat penetrasinya."

Proses Integrasi

Pada Kamis, 6 April lalu, Telkom menandatangani perjanjian pemisahan bersyarat atau conditional spin-off agreement dengan Telkomsel. Isi perjanjian itu adalah Telkomsel bakal mengeluarkan saham baru buat Telkom sebagai kompensasi pemisahan IndiHome dengan nilai Rp 58,3 triliun. Pemilik saham Telkomsel, Singapore Telecom Mobile Pte Ltd (Singtel), sepakat untuk melakukan penyertaan modal dengan melakukan setoran tunai ke Telkomsel sebesar Rp 2,71 triliun. 

Menurut CEO Grup Singte, Yuen Kuan Moon, saat ini waktu yang tepat untuk Telkomsel masuk ke pasar bisnis fixed broadband yang terus tumbuh pesat di Indonesia. "Permintaan pasca-pandemi untuk layanan pita lebar berkualitas tinggi dan tren fixed mobile convergence (FMC) alias gabungan teknologi seluler dan Wi-Fi di industri telekomunikasi global menjadikan langkah ini signifikan untuk Telkomsel memperkuat posisinya," kata dia.

Akibat aksi korporasi ini, porsi saham Singtel di Telkomsel bakal tergerus dari 35 persen menjadi 30,1 persen setelah IndiHome bergabung. Sementara itu, kepemilikan Telkom bertambah dari 65 persen menjadi 69,9 persen. Telkom menargetkan proses pemisahan IndiHome ini bisa rampung pada awal kuartal ketiga 2023. Prosesnya bakal bergantung pada persetujuan regulator dan pemegang saham.  

VINDRY FLORENTIN | AMELIA RAHIMA SARI
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus