Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Telkom kok diralat

Kenaikan tarip pulsa yang rencananya berlaku 1 januari 1980 ditangguhkan. pendapatan perumtel selama 1979. (eb)

12 Januari 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENYAMBUT tahun haru 1980, Perum Telekomunikasi Wilayah Khusus Jakarta Raya memasang iklan tarif pulsa telepon dan teleks minimum di 11 surat kabar Ibukota. Tapi iklan pengumuman yang berukuran seperempat halaman itu beberapa hari kemudian diralat dengan iklan satu kolom. Tarif pulsa yang rencananya berlaku per 1 Januari itu ditangguhkan. Maka perhitungan lamanya pemakaian (pulsa) telepon dan teleks, tarifnya tetap Rp 40 tanpa batas minimum pulsa. Kenapa ditangguhkan? "Semata-mata soal administratif," kata Dir-Ut Perumtel, Willy Moenandir Mangoendiprodjo kepada TEMPO akhir pekan lalu. Namun penangguhan berlakunya tarif yang sempat diumumkan itu tampaknya tak akan terlalu lama. Sebab menurut Willy, "penyesuaian menunggu tahun anggaran baru, April mendatang." Tapi ada juga yang bilang, ralat itu dikeluarkan karena belum ada persetujuan Menteri Perhubungan. Sebetulnya, pulsa minimum untuk langganan telepon dan telek bukan hal baru. Ketentuan ini sudah berlaku di wilayah usaha telekomunikasi lain. Menurut Departemen Perhubungan hanya "Jakarta, Tangerang, Bekasi dan Cibinong yang belum dikenai pulsa minimum." Alasannya, ongkos pemasangan telepon baru di Jakarta, sebelum tahun 1979 sebesar Rp 763.000 cukup tinggi. Tapi sejak awal 1979 telah diturunkan menjadi Rp 536.000. Maka sebagai imbangan penurunan tarif pemasangan telepon "wajarlah kalau Perumtel Wilayah DKI mengenakan tarif pulsa minimum," kata sebuah sumber di Departemen Perhubungan. Tapi Ny. Anita di bilangan Rawamangun, Jakarta Timur, merasa kurang adil jika para langganan telepon di rumah-rumah dikenai pulsa minimum. Untuk Jakarta, misalnya, pulsa minimum itu berjumlah 150 yang berarti harus membayar Rp 6.000 setiap hulan. Berikut uang langganan bulanan Rp 1.000, Suami sang nyonya harus membayar Rp 7.000 setiap bulan. "Itu terlalu tinggi," katanya. Selama ini pemakaian di rumah nyonya tersebut untuk dalam kota, rata-rata hanya 2 pulsa sehari dengan pembayaran pulsa dan langganan sekitar Rp 4.000 setiap bulan. Naik Terus Pulsa minimum untuk daerah Tangerang, Bekasi dan Cibinong sebanyak 35 kali, dengan pembayaran total Rp 2.400 per bulan. Untuk teleks 70 pulsa, berikut uang langganan menjadi Rp 6.175. Besarnya pulsa tergantung dari lama pembicaraan dan jarak kota yang dihubungi. Untuk Jakarta Raya 1 pulsa selama 3 menit pembicaraan. Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ) Palapa, misalnya sampai 100 km adalah 6 detik. Untuk jarak 100-200 km maka 1 pulsa adalah 5 detik, sedang di atas jarak 1.000 km 1 pulsa berarti 2 detik. Dengan kata lain, makin jauh jarak dan lama penggunaan, makin mahal ongkosnya. Sampai September tahun lalu, SLJJ dan lokal otomat telah menghasilkan 1,8 milyar pulsa. Diperkirakan jumlah itu akan meningkat menjadi sekitar 2,5 milyar pulsa sampai akhir Desember lalu. Interlokal tanpa melalui SLJJ untuk periode yang sama tercatat sebanyak 11 juta kali dengan pembicaraan selama 58 juta menit. Sedang sambungan ke luar negeri, via operator menghasilkan 778 ribu kali dengan pembicaraan selama 5,5 juta menit. Belum lagi termasuk produksi jasa di bidang teleks dan telegram. Namun dihitung dengan angka-angha pendapatan Perumtel selama 1979 berjumlah Rp 164,6 milyar, naik 22,65% dari seluruh perkiraan pendapatannya yang berjumlah Rp 134,2 milyar. Dari keseluruhannya itu yang terbesar (86%) berasal dari jasa telepon lokal dan SLJJ. Sisa 14% diperoleh dari jasa teleks, telegram dan lain-lain pendapatan. Pada tahun 1980, direncanakan pendapatan jasa telepon akan naik menjadi 139,4% dibanding perkiraan realisasi 1979 lalu. Dalam tahun anggaran 1980/1981 Perumtel mentargetkan sebanyak 3,28 milyar pulsa. Jika target itu tercapai diperkirakan akan menghasilkan sekitar Rp 131 milyar. Sedang sambungan telepon yang akan dijual tahun ini sebanyak 46.656 line unit. Perumtel menargetkan pemasangan telepon sebanyak 155.000 line unit otomatis. Dari jumlah itu "70.000 akan dipasang di daerah terpencil," kata Willy. Apa untung? "Kalau yang dikejar itu cuma keuntungan, buat apa kita memasang telepon di daerah minus," jawabnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus