TEXMACO menadahkan tangan kembali untuk minta kredit. Jumlah kredit yang dibutuhkannya US$ 26 juta atau sekitar Rp 240 miliar dan akan dimintakan pada bank-bank rekap, di antaranya Bank BNI, Lippo, dan Niaga. Rencananya, perusahaan induk yang menampung perusahaan milik Marimutu Sinivasan itu akan menggunakan dana tersebut untuk menambah modal kerja. Menurut Direktur Utama Newco Texmaco, Alfred Inkiriwang, pengajuan kredit kepada BNI akan dilakukan pekan ini. "Kami kesulitan mendapatkan modal kerja. Kalaupun Texmaco masih bertahan, itu karena ada pembayaran uang muka dari pembeli. Pesanan masih terus ada, terutama di tekstil," katanya kepada pers di sela-sela acara forum investor di Bali, Rabu pekan lalu. Selain itu, Texmaco belum juga mendapatkan persetujuan kredit dari Bank Mandiri atas pengajuan pinjaman senilai US$ 60 juta pada tahun lalu.
Permintaan pinjaman itu harus dihadapi kalangan perbankan dengan waspada. Maklumlah, kerajaan bisnis yang didirikan Marimutu Sinivasan ini terbelit utang macet senilai Rp 25 triliun—sebagian besar di Bank BNI. Karena itulah kredit tersebut kemudian diambil alih BPPN. Pada Agustus lalu, Texmaco menandatangani perjanjian restrukturisasi utang dan sebagai hasilnya dibentuk Newco Texmaco. Kini Texmaco kembali menghadapi kesulitan keuangan. Menteri Negara BUMN Laksamana Sukardi menegaskan bahwa jikapun bank-bank tersebut bersedia mengucurkan kredit kepada Texmaco, mereka harus berhati-hati. "Risiko ada di bank-bank yang bersangkutan," kata Laksamana Sukardi kepada pers seperti dikutip Kurniawan dari Tempo News Room.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini