TIANG pancang beton (TPB) mungkin bisa jadi komoditi ekspor nonmigas yang diandalkan. TBP buatan Indonesia ternyata punya daya saing tinggi. Setelah PT Wijaya Karya menjual TPB ke Malaysia, belum lama berselang, kini PT Jaya Beton Indonesia (JBI) yang mengekspor tiang pancang ke Brunei Darussalam. Anak perusahaan Grup Pembangunan Jaya ini dua pekan lalu meluncurkan 1.775 batang TPB seberat tiga ribu ton dengan nilai 2,3 juta dolar (sekitar Rp 4,2 milyar). Ini akan disusul dengan pengapalan-pengapalan berikutnya, hingga 1991. "Sesuai dengan kontrak, kami akan mengirimkan tiang pancang beton 18 ribu ton," kata Achmad Muflih, Direktur JBI. Sebelumnya, JBI juga pernah mengekspor TPB senilai Rp 120 juta ke Amerika Serikat. Kini JBI masih bernegosiasi dengan Nigeria, Timur Tengah, Bangladesh, dan Malaysia. Hanya tidak tertutup kemungkinan, negosiasi itu terbentur soal angkutan. Mengangkut TPB ke Nigeria, misalnya, harus melalui Singapura. Padahal, "Kalau bisa langsung kan lebih dekat," kata Muflih. Tapi JBI tidak akan mundur. Pabriknya, yang kini berlokasi di Kuala Tanjung, akan dipindahkan ke Medan dengan kapasitas berlipat ganda (2x200 ton per hari). Investasi tambahannya, kata Muflih, cukup Rp 2 milyar. Selain itu, JBI juga akan mendirikan pabrik serupa di Jakarta bersama Daido-Jepang, dengan perkiraan investasi sekitar 4 juta dolar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini