Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Tips Membuka Thrift Shop, Jual Barang Bekas Berkualitas

Buat yang tertarik memulai usaha thrifting atau menjual barang bekas dengan kondisi baik, simak hal-hal yang perlu dilakukan berikut.

31 Juli 2022 | 15.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengunjung mengamati sepatu yang dipamerkan di Urban Sneaker Society 2021 di Jakarta Convention Center, Jumat, 3 Desember 2021. Sejumlah brand lokal yang dipamerkan di antaranya, Street wear Brand, Sneaker Market, Thrift Shop, dan lain sebagainya. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Usaha thrifthing atau barang bekas kian diminati kaum muda, terutama produk pakaian. Tentu ini menjadi peluang usaha sebab dengan modal kecil, Anda bisa mendapat keuntungan yang lumayan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis ini juga menjadi solusi bagi yang ingin memiliki barang beremerek namun dana terbatas. Bagi yang tertarik tahu lebih lanjut tentang apa itu bisnis thrifting, berikut ulasannya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengertian 
Belakangan ada istilah thrifting masuk ke dalam topik trending. Secara bahasa, thrift berasal dari Bahasa Inggris yang artinya penghematan, dengan tujuan menghindari pemborosan. Adapun, kegiatan dalam berburu barang bekas ini disebut dengan thrifting sedangkan pasarnya disebut thrift shop atau thrift store. 

Sayangnya, banyak yang mengira usaha ini sama dengan preloved. Meski keduanya sama-sama menjual berbagai barang bekas yang masih bagus, ada sejumlah perbedaan dari mana barang yang dijual berasal. Thrifting merupakan bisnis pakaian bekas yang didatangkan dari pemasok atau importir sedangkan preloved adalah usaha barang bekas yang berasal dari kepemilikan sendiri. Barang-barang yang dijual di thrift store pun sebenarnya tidak spesifik pakaian saja tapi ada juga tas, sepatu, jam tangan, buku, produk rumah tangga, hingga perhiasan. 

Jika pandai memilih, Anda bisa mendapatkan barang yang kualitasnya masih bagus dan layak dijual ke pasar thrift. Bisnis ini juga tergolong ramah lingkungan. Dengan kecenderungan orang membeli barang bekas maka limbah barang bekas jadi termanfaatkan. 

Modal yang perlu disiapkan 
Alasan yang membuat banyak orang berani memulai usaha ini karena modal yang dibutuhkan tidak terlalu banyak. Namun, dengan modal yang sedikit tersebut, para pebisnis bisa menghasilkan keuntungan yang besar. Hasil penelusuran menemukan barang bekas sebenarnya tak memiliki patokan harga. 

Bagi yang tertarik berbisnis thrifting perlu tahu biasanya pakaian dijual dalam satuan kodi atau karung dengan kisaran harga Rp 1 juta. Di dalam satu karung pastinya berisi puluhan pakaian acak. Tentunya tak semua baju layak jual kembali. Ada kalanya beberapa helai pakaian mengalami kerusakan dan mengurangi harga jual sehingga para penjual harus cermat dalam memilah pakaian. 

Penentuan harga jual dan besaran keuntungan 
Untuk menentukan harga jual, Anda bisa menghitungnya dari harga per karung dengan jumlah baju yang siap dilelang kembali. Hitung pula biaya mencuci dan mengemasnya. Biasanya, harga baju di thrift store tak akan lebih dari Rp 100 ribu per potong. Jika dalam satu karung ada 50 baju yang bisa dijual, dan harga per baju adalah Rp 50 ribu, maka Anda akan menghasilkan omzet sekitar Rp2,5 juta. Dengan demikian, dalam satu karung pakaian bekas saja Anda sudah untung bersih Rp 1 juta. 

Tips memulai 
Tertarik memulai bisnis thrifting sendiri? Melansir dari Shopify, berikut beberapa tips yang bisa dicoba. 

Tentukan satu produk spesifik 
Langkah pertama yang sebaiknya dilakukan adalah menentukan produk spesifik apa yang akan dijual. Tujuannya agar toko Anda memiliki ciri khas khusus yang akan menjadi pembeda dari kebanyakan toko lain. Tidak hanya itu, menjual satu produk yang spesifik juga berguna untuk menjadikan toko Anda sebagai rujukan jika konsumen butuh produk tertentu. Sebagai contoh, Anda bisa fokus menjual kemeja atau jaket saja, atau bahkan fokus menjual barang antik atau barang lain. 

Pertimbangkan juga soal target pasar, apakah dari keluarga berpenghasilan rendah, warga kaya yang mencari barang antik kelas atas, atau lainnya. Meskipun menjual barang bekas, Anda bisa menambahkan label, stiker, dengan nama dan logo brand Anda. Selain untuk memperkenalkan brand Anda, ini juga bisa membuat pembeli merasa seperti beli baju baru. 

Cari dan temukan barang yang akan dijual 
Langkah selanjutnya adalah mulai berburu sendiri untuk mencari pasar tempat Anda dapat memperoleh produk. Anda bisa mengunjungi toko yang menampung produk reject dari pabrik atau bahkan pasar lokal di kota. Misalnya, ke Pasar Cimol Gedebage Bandung atau ke Pasar Senen Jakarta, atau jika sedang berpergian ke luar negeri, misalnya India, Anda bisa datang ke Pasar Sarojini di Delhi. Di sana Anda dapat menemukan pakaian dan aksesori yang luar biasa. 

Tak hanya itu, ada Pasar Banjara di Gurgaon yang juga dapat dijadikan sumber dekorasi rumah serta furnitur. Apabila tidak menyukai berburu barang satu persatu karena butuh waktu yang lama, Anda juga bisa mendapatkan stok melalui pemasok, bisa di dalam atau dari luar negeri. Kalau baju bekas, biasanya dikirim dalam satu karung besar. Bahkan, Anda bisa mendapatkan harga yang lebih murah. 

Dalam memilih pemasok, Anda perlu membandingkan antara yang satu dengan lainnya karena biasanya beda pemasok beda harga, beda jumlah barang yang diperoleh, dan beda fasilitas juga. Pastikan setelah mendapatkan pemasok, Anda pun harus punya hubungan yang baik dengan mereka untuk kepentingan usaha jangka panjang. 

Promosi 
Anda pun harus menyiapkan strategi pemasaran. Buatlah akun media sosial secara lengkap. Perbarui barang jualan dengan tampilan feed IG yang menarik. Satu hal yang penting untuk menjual barang bekas adalah visual. Luangkan waktu untuk memikirkan estetika yang ingin diciptakan dan bagaimana ingin memotret produk. Selain pemasaran melalui media sosial, buatlah lapak di e-commerce. Rajin-rajinlah membuat promosi dan aktif menjadi anggota flash sale agar masyarakat lebih cepat mencium aroma toko Anda.

Jaga kebersihan 
Hal terakhir yang perlu diperhatikan adalah produk. Sebelum dijual, pastikan pakaian bekas sudah dicuci bersih, diberi wewangian, bila perlu disetrika. Sebaiknya, rendamlah terlebih dulu dalam air panas untuk menghilangkan bakteri dan kuman di dalamnya. Apabila tidak mampu mencuci sendiri, Anda boleh ke penatu. Meski barang bekas, cobalah untuk menyulap dan mengemas layaknya pakaian baru. Ini juga berguna untuk membangun kepercayaan konsumen. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus