Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketika menghadapi tempat kerja yang "toxic" parah, karyawan tidak akan takut melompat ke perusahaan lain. Biasanya, karyawan dengan kinerja yang paling baiklah yang akan menjadi pionir untuk hengkang dari tempat kerja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Brigette Hyacinth, penulis dan keynote speaker tentang kepemimpinan, menulis di laman brigettehyacinth.com pada 28 Oktober 2020, mengenai 10 tanda budaya tempat kerja yang tidak sehat. Pertama, adalah nilai-nilai inti perusahaan tidak menjadi dasar organisasi tersebut berfungsi. Kedua, karyawan cenderung takut memberikan feedback atau umpan balik yang jujur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tanda selanjutnya adalah mikro, yaitu otonomi karyawan untuk melakukan pekerjaan mereka terbilang sedikit, bahkan tidak ada. Kemudian, norma yang berlaku adalah menyalahkan dan memberi hukuman. Tanda berikutnya adalah tingginya tingkat ketidakhadiran karena sakit dan turn over karyawan yang tinggi.
Lalu, karyawan diharapkan untuk bekerja berlebihan dan menjadi suatu kehormatan karenanya. Interaksi yang sedikit atau tegang antara karyawan dan manager juga menjadi tanda. Tanda budaya kerja yang toksik selanjutnya adalah adanya gosip, favoritisme dan politik kantor, serta intimidasi atau perilaku agresif.
Lebih lanjut, Hyacinth mengemukakan bahwa toxic work culture adalah akumulasi atau kumpulan dari banyak faktor, yang umumnya merupakan kombinasi kepemimpinan yang buruk dan individu yang melestarikan budaya tersebut. Toksisitas di tempat kerja itu mahal, karyawan yang tidak bahagia dapat merugikan perusahaan.
Karenanya, pemimpin harus cepat tanggap dan menggali informasi bila ada budaya kerja tak sehat di lingkungan kerjanya. Ini berarti, anda sebagai pimpinan dapat melatih, memindahkan, atau bahkan menyingkirkan toxic people bila ia merupakan akar penyebab toksisitas di tempat kerja. Terakhir, Hyacinth mengatakan jika anda tidak menyembuhkan kanker di akar pohon, tidak hanya cabang dan daun yang mati, tapi juga pohonnya.
AMELIA RAHIMA SARI