Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas resmi menutup Pameran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38 pada Ahad, 22 Oktober 2023. Dalam ajang ini, Zulhas mengatakan transaksi dagang yang tercatat mencapai US$ 25,3 miliar atau Rp 401,5 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Di tengah melambatnya ekonomi dunia, karena kerja sama dan dukungan semua pihak, volume transaksi sementara TEI 2023 mencapai dua kali lipat dari transaksi tahun sebelumnya," kata dia di ICE BSD, Tangerang, Ahad sore, 22 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, pameran TEI secara daring atau online akan tetap berlangsung hingga hingga 18 Desember 2023 melalui www.tradexpoindonesia.com. Zulhas mengatakan capaian transaksi sementara TEI 2023 meliputi penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan nilai sebesar US$ 18,31 miliar, transaksi harian sebesar US$ 4,17 juta, dan penjajakan kerja sama bisnis (business matching) sebesar USD 18,90 juta.
Selain itu, terdapat transaksi investasi senilai US$ 2,81 miliar yaitu investasi di bidang kesehatan dan kerja sama pendidikan dengan Tiongkok. Ia berujar TEI 2023 diikuti oleh 1.232 pelaku bisnis dan dikunjungi 32.966 pengunjung. Pengunjung tersebut terdiri atas pengunjung luring sebanyak 29.873 yang 3.162 diantaranya merupakan buyer dari 114 negara. Serta pengunjung daring sebanyak 3.093.
Ia juga menyebut, 10 negara dengan transaksi barang dan jasa terbesar pada TEI 2023 yaitu Malaysia sebesar USD 6,29 miliar dengan persentase 27,95 persen. Kemudian diikuti oleh India sebesar US$ 6,23 miliar atau 27,68 persen. Lalu disusul oleh Tiongkok sebesar US$ 5,58 miliar atau 24,82 persen, Vietnam sebesar US$ 811,28 juta atau 3,61 persen.
10 produk dengan transaksi terbesar
Selanjutnya transaksi dari Belanda sebesar US$ 696,28 juta atau 3,09 persen, Mesir sebesar US$ 591,72 juta atau 3,09 persen, Filipina sebesar US$ 526,95 juta atau 2,34 persen, Amerika Serikat sebesar US$ 423,7 juta atau 1,88 persen, Jepang sebesar US$ 330,89 juta atau 1,47 persen, serta Persatuan Emirat Arab sebesar US$ 295,84 uta atau 1,31 persen.
Adapun 10 produk dengan transaksi terbesar selama TEI 2023, antara lain batu bara sebesar US$ 13,26 miliar dengan persentase 58,93 persen. Kemudian produk kimia dan organik sebesar US$ 2,92 miliar, industri strategis sebesar US$ 2,73 miliar, produk elektronik sebesar US$ 612,32 juta, dan makanan olahan sebesar US$ 449,88 juta.
Lalu produk pertanian sebesar US$ 407,43 juta, kertas dan produk kertas sebesar US$ 382,85 juta, kopi dan teh sebesar US$ 370,39 juta, perhiasan sebesar US$ 280,44 juta, serta produk ikan dan makanan laut sebesar US$ 164,19 juta.
Zulhas juga mengungkapkan, TEI 2023 juga dirangkai dengan gelaran Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024 dan berhasil mencatatkan transaksi sebesar US$ 20,1 juta atau setara Rp330 miliar. Menurut dia, hal ini membuktikan bahwa produk muslim fesyen kita diminati oleh pasar internasional. Oleh karena itu, ekosistem industri ini harus dijaga. Sehingga, tuturnya, jangan sampai dibanjiri barang-barang impor ilegal yang akan mematikan industri dalam negeri.
"Jika ingin menjadi negara maju, syaratnya ada yang diakui dunia yaitu produk-produk kita. Jika ekspor kita bisa menguasai dunia, barulah 2045 kita bisa menjadi negara maju," ucap Zulhas.
RIANI SANUSI PUTRI