Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Transmisi pulogadung

Pt wahana eka paramitra, perusahaan patungan astra dan gemala kempa memproduksi transmisi. bisa dipakai oleh berbagai merek mobil. untuk mendukung pemasaran, pemerintah memberikan proteksi.

18 Januari 1986 | 00.00 WIB

Transmisi pulogadung
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
TIDAK lama lagi, kendaraan niaga dari pelbagai kategori bakal menggunakan transmisi bikinan Pulogadung. Bagian penting dari mobil sesudah mesin itu, Februari mendatang, bakal digelindingkan dari perakitan PT Wahana Eka Paramitra di kawasan Pulogadung, Jakarta. Kata Edward Wanandi, direktur utama perusahaan patungan itu, transmisi bikinannya ditanggung bisa dipakai oleh mobil merk apa pun. "Pendeknya, transmisi untuk semua kategori kendaraan bisa kami buat," tambahnya. Dan, jika segalanya sesuai dengan SK Menteri Perindustrian No. 371 tahun 1983, mulai Januari ini transmisi rakitan lokal tadi sudah harus digunakan oleh kendaraan niaga kategori I sampai V - dari Daihatsu Hi-Jet sampai Kijang. Sebagai usaha patungan antara Astra International Inc. (50% ) dan Gemala Kempa Daya (50%), Wahana tentu tidak ingin kehilangan kesempatan bagus itu. Apalagi kalau diingat, dua tahun terakhir ini, pasar kendaraan niaga kategori I (seperti Daihatsu Hi-Jet dan Suzuki Carry) dan kategori V (Kijang) tetap kencang. Izin mendirikan perakitan itu keluar tahun 1983. Investasi di situ berjumlah Rp 15 milyar. Perakitan dilakukan dengan menyambung, menyekrup, dan menghubung-hubungkan sejumlah komponen yang masih seluruhnya diimpor - menggunakan teknologi Toyota Motor. Karena proses perakitan tadi memerlukan biaya dan investasi tinggi, maka transmisi bikinan Pulogadung ini jatuhnya lebih mahal 30% di atas transmisi yang dibeli agen tunggal secara utuh dari pihak pemegang merk (principal). Nah, supaya industri ini bisa merangkak, Edward Wanandi minta, "Agar impor transmisi terpasang (utuh) tidak diperkenankan lagi." Proteksi tampaknya diperlukan supaya kapasitas terpasang Wahana, yang bisa menghasilkan 180 ribu unit transmisi setahun untuk 15 jenis kendaraan, bisa terpakai seluruhnya. Pemerintah rupanya mendukung imbauan itu. Kata Dirjen Logam Dasar dan Mesin Eman Yogasara, "Untuk sementara ini para agen tunggal tidak boleh mengimpor transmisi dalam bentuk built up (utuh). Supaya bisa bersaing secara sehat, mereka harus beli transmisi dari Wahana." Bentuk perlindungan itu tentu cukup nyaman, apalagi pasar sudah terjamin. Peluang empuk itu rupanya juga dilihat pihak swasta lain, yang berminat menanamkan modal di situ. Salah satu di antaranya, usaha patungan antara Eaton Corp. (AS) dan Amalgam (Indonesia), yang berniat menanamkan uang Rp 30 milyar untuk membangun perakitan transmisi berkapasitas 60 ribu unit setahun. Rencana perusahaan itu sudah dimasukkan ke Departemen Perindustrian. Belakangan kelompok Suzuki dikabarkan berminat masuk juga ke situ. Perundingan dengan pelbagai pihak konon menghasilkan kesepakatan, Suzuki bisa masuk dengan usaha Eaton dan Amalgam, mengambil sisa kapasitas daya serap pasar yang sebagian besar sudah diambil Wahana. Merk mobil yang akan mengambil transmisi rakitannya konon Mercedes, Opel, Chevrolet, Citroen, dan yang pasti Suzuki sendiri. "Sebenarnya satu perusahaan perakit saja sudah cukup. Tapi, supaya ada semangat kompetisi, pemerintah mengizinkan hadirnya dua perakitan itu," ujar Dirjen Eman. Cuma, asal tahu saja, penjualan seluruh kendaraan dari pelbagai merk, tiga tahun terakhir ini, hanya sekitar 160 ribu unit. Taruh kata tahun depan penjualannya melonjak jadi 180 ribu (termasuk sedan), maka kapasitas perakitan transmisi Wahana masih bisa dianggap berlebih - kecuali kalau barang itu bisa diekspor. Karena itu, jika benar usaha patungan Eaton dan usahawan lokal jadi memasang kapasitas 60 ribu unit, maka akan banyak investasi yang terbuang percuma.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus