Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Transponder palapa, sewa dan ...

Satelit palapa dimanfaatkan untuk menyalurkan siaran radio, telepon, teleks & televisi. transponder palapa disewakan juga kepada negara tetangga. emerald network menyewa sebuah transponder palapa.

28 Januari 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERBEDA dengan pemancaran gelombang radio yang bisa berbelok-belok, pemancaran gelombang siaran televisi justru harus garis lurus. Ini berarti antena pemancar TV dengan penerimanya harus berhadap-hadapan. Lantas, karena bumi bundar, maka daya jangkau siaran TV biasanya terbatas sejarak pandang, sekitar 60 km saja. Jika ingin lebih jauh, maka digunakan stasiun pemancar ulang (relai). Karena itu, sebelum ada satelit Palapa, TVRI harus memiliki beberapa stasiun, pemancar ulang. Antara Jakarta dan Bandung, misalnya. Sedangkan pemirsa di luar Pulau Jawa, sama sekali berada di luar jankauan TVRI. Maklum, lebar laut yang memisahkannya lebih dari 60 km. Kehadiran satelit Palapa mengubah semuanya. Terletak 36 ribu km di atas Indonesia, satelit ini menjadi stasiun pemancar ulang yang sangat berguna. Paling menonjol adalah kelebihannya: Palapa dapat menerima dan mengirim pancaran gelombang televisi, dari dan ke wilayah Indonesia. Walhasil, seluruh Indonesia dapat dijangkau TVRI. Syaratnya: ada stasiun bumi untuk menerima sinyal dari Palapa. Selain untuk televisi, juga bisa dimanfaatkan menyalurkan siaran radio, telepon, ataupun teleks. Banyaknya saluran yang dapat dipancarulangkan bergantung pada kapasitas transpondernya. Transponder adalah perangkat elektronik penerima sinyal dari bumi, yang mengolahnya dan memancar-ulangkan kembali ke bumi. Satelit Palapa generasi pertama, (Palapa A) hanya memiliki 12 transponder untuk setiap satelit. Namun, untuk generasi kedua, yang sekarang beroperasi, kapasitasnya bertambah. Setiap Palapa B memiliki 24 transponder, yang masing-masing bisa memancarkan satu siaran TV. Dan Perumtel tak sungkan mengeluarkan hampir 75 juta dolar AS dari koceknya, untuk membeli sepasang Palapa E. Ini harga yang layak. Lagi pula, bukankah bekas Dirut Perumtel, Ir. Willy Moenandir, pernah berkata, "Pendapatan Perumtel dari Palapa mencapai satu milyar rupiah setiap hari. Sayang sekali, "Belum semua transponden Palapa dipakai." Ini dikatakan oleh Prof. Iskandar Alisjahbana, seorang pakar yang memelopori ide pengadaan Palapa. Tapi mengapa belum ? Antara lain, "Karena pemanfaatannya untuk pendidikan belum dilaksanakan sesuai dengan rencana." Palapa, menurut bekas rektor ITB ini, memang sejak mula dirancang juga untuk menunjang program pendidikan jarak jauh. Ide dasarnya ialah untuk memanfaatkan tenaga pengajar terbaik Indonesia semaksimal mungkin. Jadi, kuliah oleh mereka dapat disiarkan melalui Palapa. Malang, ide ini mandek. "Kita belakangan sadar bahwa membuat program pendidikan itu sangat besar biayanya," kata Ir. Utoro Sastrokusumo, pengajar ITB yang ikut menggarap konsep pendidikan jarak jauh ini sejak 1962. Semacam political will memang diperlukan, karena program ini memerlukan izin dari berbagai departemen. Sedangkan biaya mungkin bisa dihemat, misalnya dengan memanfaatkan transponder TVRI, ketika sedang tidak digunakan pemiliknya. Sebab, dipakai atau tidak, sewa transponder yang lebih dari 700 ribu dolar setahun tetap ditagih oleh Perumtel. Besarnya pendapatan dari sewa transponder inilah yang menyebabkan Perumtel giat mencari langganan baru. Kebetulan Emerald berminat. Dan kontrak pun ditandatangani, Agustus 1987. Kini, dengan diributkannya hak siaran Emerald di Indonesia, bukan mustahil perusahaan Australia itu akan membatalkan kontraknya. Siapa tahu, pemerintah lalu memanfaatkan kesempatan yang ada untuk pendidikan jarak jauh. Siapa tahun.Bambang Harymurti (Jakarta) dan Sigit Haryoto (Bandung)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus