Dalam periode 1992-1993, PT Plaza Indonesia Realty tetap bisa meraih keuntungan, tapi angkanya menurun. Selain itu, beberapa nama beken yang selama ini menjabat sebagai komisaris mengundurkan diri. Mereka adalah Peter F. Gontha dan M. Tachril, sebagai wakil dari pemegang saham PT Bimantara Citra, serta Mukhtar Widjaja dari Grup Sinar Mas. Tak ada alasan khusus untuk tindakan tersebut. ''Mereka mengajukan itu karena sibuk,'' kata Achmad Fuad Afdhal, Corporate Secretary Bimantara Citra. Peter, yang menjabat wakil presiden di Bimantara, misalnya, sangat sibuk mengurusi lahan- lahan bisnis baru, seperti Proyek Olefin Chandra Asri dan Bali Intercontinental Resort Hotel, yang segera akan beroperasi. Jadi, ''Tak ada apa-apa di balik pergantian komisaris ini,'' ujar Achmad Fuad lagi. Terlepas dari soal mundurnya Peter, Tachril, dan Mukhtar, kinerja Plaza Indonesia juga menarik untuk disimak. Sepanjang tahun lalu, perusahaan ini ternyata mencatat kenaikan yang cukup berarti. Seiring dengan menaiknya total pendapatan sebesar 48%, laba kotor perusahaan ini juga meningkat dengan persentase yang sama menjadi Rp 65,5 miliar dibandingkan dengan tahun 1991. Hanya saja, kenaikan laba kotor itu tidak disertai peningkatan laba bersih. Sebaliknya, laba bersih turun sebesar Rp 700 juta, menjadi Rp 10,5 miliar. Menurut Boyke Gozali, Direktur Plaza Indonesia, penurunan itu terjadi akibat depresiasi rupiah terhadap mata uang asing, yang ujung-ujungnya membuat Plaza Indonesia harus menanggung rugi kurs. Dan satu hal lagi, hingga akhir 1992, utang perusahaan ini tercatat sebesar Rp 324 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini