Perum Pegadaian semakin populer di kalangan menengah bawah. Tapi, di kalangan atas, nama BUMN ini kurang bergema. Namun, kenyataan itu tidak menghambat Perum Pegadaian untuk melepas obligasi Rp 50 miliar. Sasarannya tentu golongan berduit, yang agaknya perlu belajar kenal dulu dengan profil bisnis Pegadaian. Menurut evaluasi Departemen Keuangan, Perum Pegadaian merupakan salah satu dari beberapa BUMN yang terkategori sangat sehat. Pusat Data Bisnis Indonesia bahkan lebih dari satu kali memuji perusahaan milik negara itu. Kini, dengan reputasinya yang cemerlang, wajar bila Pegadaian menawarkan obligasi. Penawaran ini berlaku 28 Juni 1993. Jumlahnya 1.070 lembar, total nilainya hanya Rp 50 miliar, dan jangka waktunya lima tahun. Obligasinya dipecah dalam lembaran senilai Rp 100 ribu, Rp 1 juta, Rp 10 juta, Rp 25 juta, dan Rp 100 juta. Akan diapakan dana tanggung Rp 50 miliar itu? ''Akan kami gunakan untuk diversifikasi produk, menambah kantor cabang, dan untuk menyempurnakan sistem komputer di Pegadaian,'' kata Soeparto, Kepala Humas Pegadaian. Jadi, Pegadaian mau berekspansi, suatu strategi yang cocok bagi perusahaan yang sehat dengan tingkat risiko yang rendah. ''Dari total kredit, hanya 1,2% yang macet,'' kata A.R. Sutalaksana, Direktur Operasi dan Pengembangan Perum Pegadaian. Selain itu, omset Pegadaian naik terus. Pada tahun 1990, omsetnya Rp 420 miliar, sedangkan tahun 1992 melonjak menjadi Rp 700 miliar. Tahun ini targetnya Rp 840 miliar. Agaknya, semua itu angka hoki yang merupakan jaminan tangguh bagi suksesnya obligasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini